Friday, 30 December 2016

Kebutuhan Hidayah Dari Allah

Allah Ta’ala berfirman:
{مَنْ يَهْدِ اللَّهُ فَهُوَ الْمُهْتَدِي وَمَنْ يُضْلِلْ فَأُولَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ}

Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk (dalam semua kebaikan dunia dan akhirat); dan barangsiapa yang disesatkan Allah, maka merekalah orang-orang yang merugi (dunia dan akhirat)” (QS al-A’raaf:178).

Dalam ayat lain, Dia Ta’ala juga berfirman:
{مَن يَهْدِ اللَّهُ فَهُوَ الْمُهْتَدِ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَنْ تَجِدَ لَهُ وَلِيًّا مُرْشِدًا}

Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk (dalam semua kebaikan dunia dan akhirat); dan barangsiapa yang disesatkan-Nya, maka kamu tidak akan mendapat seorang penolongpun yang dapat memberi petunjuk kepadanya” (QS al-Kahf:17).

Allah Ta’ala memerintahkan kepada kita dalam setiap rakaat shalat untuk selalu memohon kepada-Nya hidayah ke jalan yang lurus di dalam surah al-Fatihah yang merupakan surah yang paling agung dalam Al-Qur-an1, karena sangat besar dan mendesaknya kebutuhan manusia terhadap hidayah Allah Ta’ala. Allah Ta’ala berfirman:
{اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ}

Berikanlah kepada kami hidayah ke jalan yang lurus”.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata: “Seorang hamba senantiasa kebutuhannya sangat mendesak terhadap kandungan doa (dalam ayat) ini, karena sesungguhnya tidak ada keselamatan dari siksa (Neraka) dan pencapaian kebahagiaan (yang abadi di Surga) kecuali dengan hidayah (dari Allah Ta’ala) ini. Maka barangsiapa yang tidak mendapatkan hidayah ini berarti dia termasuk orang-orang yang dimurkai oleh Allah (seperti orang-orang Yahudi) atau orang-orang yang tersesat (seperti orang-orang Nashrani)”2.

Lebih lanjut, Imam Ibnul Qayyim memaparkan hal ini dengan lebih terperinci, beliau berkata: “Seorang hamba sangat membutuhkan hidayah di setiap waktu dan tarikan nafasnya, dalam semua (perbuatan)yang dilakukan maupun yang ditinggalkannya. Karena hamba tersebut berada di dalam beberapa perkara yang dia tidak bisa lepas darinya:
  • Yang pertama; perkara-perkara yang dilakukannya (dengan cara) yang tidak sesuai dengan hidayah (petunjuk Allah Ta’ala) karena kebodohannya, maka dia butuh untuk memohon hidayah Allah kepada kebenaran dalam perkara-perkara tersebut.
  • Atau dia telah mengetahui hidayah (kebenaran) dalam perkara-perkara tersebut, akan tetapi dia mengerjakannya (dengan cara) yang tidak sesuai dengan hidayahsecara sengaja, maka dia butuh untuk bertaubat dari (kesalahan) tersebut.
  • Atau perkara-perkara yang dia tidak mengetahui segi hidayah (kebenaran) padanya, baik dalam ilmu dan amal, sehingga luput darinya hidayah untuk mengenal dan mengetahui perkara-perkara tersebut (secara benar), serta untuk meniatkan dan mengerjakannya.
  • Atau perkara-perkara yang dia telah mendapat hidayah (kebenaran) padanya dari satu sisi, tapi tidak dari sisi lain, maka dia butuh kesempurnaan hidayah padanya.
  • Atau perkara-perkara yang dia telah mendapat hidayah (kebenaran) padanya secara asal (garis besar), tapi tidak secara detail, sehingga dia butuh hidayah (pada) perincian (perkara-perkara tersebut).
  • Atau jalan (kebenaran) yang dia telah mendapat hidayah kepadanya, tapi dia membutuhkan hidayah lain di dalam (menempuh) jalan tersebut. Karena hidayah (petunjuk) untuk mengetahui suatu jalan berbeda dengan petunjuk untuk menempuh jalan tersebut. Bukankah anda pernah mendapati seorang yang mengetahui jalan (menuju) kota tertentu yaitu jalur ini dan itu, akan tetapi dia tidak bisa menempuh jalan tersebut (tidak bisa sampai pada tujuan)? Karena untuk menempuh perjalanan itu sendiri membutuhkan hidayah (petunjuk) yang khusus, contohnya (memilih) perjalanan di waktu tertentu dan tidak di waktu lain, mengambil (persediaan) di tempat tertentu dengan kadar yang tertentu, serta singgah di tempat tertentu (untuk beristirahat) dan tidak di tempat lain. Petunjuk untuk menempuh perjalanan ini terkadang diabaikan oleh orang yang telah mengetahui jalur suatu perjalanan, sehingga (akibatnya) diapun binasa dan tidak bisa mencapai tempat yang dituju.
  • Demikian pula perkara-perkara yang dia butuh untuk mendapatkan hidayah dalam mengerjakannya di waktu mendatang sebagaimana dia telah mendapatkannya di waktu yang lalu.
  • Dan perkara-perkara yang dia tidak memiliki keyakinan benar atau salahnya (perkara-perkara tersebut), maka dia membutuhkan hidayah (untuk mengetahui mana yang) benardalam perkara-perkara tersebut.
  • Dan perkara-perkara yang dia yakini bahwa dirinya berada di atas petunjuk (kebenaran) padanya, padahal dia berada dalam kesesatan tanpa disadarinya, sehingga dia membutuhkan hidayah dari Allah untuk meninggalkan keyakinan salah tersebut.
  • Dan perkara-perkara yang telah dikerjakannya sesuai dengan hidayah (kebenaran), tapi dia butuh untuk memberi bimbingan, petunjuk dan nasehat kepada orang lain untuk mengerjakan perkara-perkara tersebut (dengan benar). Maka ketidakperduliannya terhadap hal ini akan menjadikannya terhalang mendapatkan hidayah sesuai dengan (kadar) ketidakperduliannya, sebagaimana petunjuk, bimbingan dan nasehatnya kepada orang lain akan membukakan baginya pintu hidayah, karena balasan (yang Allah Y berikan kepada hamba-Nya) sesuai dengan jenis perbuatannya”3.
Oleh karena itu, Imam Ibnu Katsir ketika menjawab pertanyaan sehubungan dengan makna ayat di atas: bagaimana mungkin seorang mukmin selalu meminta hidayah di setiap waktu, baik di dalam shalat maupun di luar shalat, padahal dia telah mendapatkan hidayah, apakah ini termasuk meminta sesuatu yang telah ada pada dirinya atau tidak demikian?
Imam Ibnu Katsir berkata: “Jawabannya: tidak demikian, kalaulah bukan karena kebutuhan seorang mukmin di siang dan malam untuk memohon hidayah maka Allah tidak akan memerintahkan hal itu kepadanya. Karena sesungguhnya seorang hamba di setiap waktu dan keadaan sangat membutuhkan (pertolongan) Allah Ta’ala untuk menetapkan dan meneguhkan dirinya di atas hidayah-Nya, juga membukakan mata hatinya, menambahkan kesempurnaan dan keistiqamahan dirinya di atas hidayah-Nya.Sungguh seorang hamba tidak memiliki (kemampuan memberi) kebaikan atau keburukan bagi dirinya sendiri kecuali dengan kehendak-Nya, maka Allah Ta’alamembimbingnya untuk (selalu) memohon kepada-Nya di setiap waktu untuk menganugerahkan kepadanya pertolongan, keteguhan dan taufik-Nya. Oleh karena itu, orang yang beruntung adalah orang yang diberi taufik oleh Allah Ta’alauntuk (selalu) memohon kepadanya, karena Allah Ta’ala telah menjamin pengabulan bagi orang yang berdoa jika dia memohon kepada-Nya, terutama seorang yang sangat butuh dan bergantung kepada-Nya (dengan selalu bersungguh-sungguh berdoa kepada-Nya) di waktu-waktu malam dan di tepi-tepi siang”4.

Makna, hakikat dan macam-macam hidayah

Hidayah secara bahasa berarti ar-rasyaad (bimbingan) dan ad-dalaalah (dalil/petunjuk)5.
Adapun secara syar’i, maka Imam Ibnul Qayyim membagi hidayah yang dinisbatkan kepada Allah Ta’ala menjadi empat macam:
1. Hidayah yang bersifat umum dan diberikan-Nya kepada semua makhluk, sebagaimana yang tersebut dalam firman-Nya:
{قَال َرَبُّنَا الَّذِي أَعْطَى كُلَّ شَيْءٍ خَلْقَهُ ثُمَّ هَدَى}
Musa berkata: “Rabb kami (Allah Ta’ala) ialah (Rabb) yang telah memberikan kepada setiap makhluk bentuk kejadiannya, kemudian memberinya petunjuk” (QS Thaahaa: 50).
Inilah hidayah (petunjuk) yang Allah Ta’ala berikan kepada semua makhluk dalam hal yang berhubungan dengan kelangsungan dan kemaslahatan hidup mereka dalam urusan-urusan dunia, seperti melakukan hal-hal yang bermanfaat dan menjauhi hal-hal yang membinasakan untuk kelangsungan hidup di dunia.
2. Hidayah (yang berupa) penjelasan dan keterangan tentang jalan yang baik dan jalan yang buruk, serta jalan keselamatan dan jalan kebinasaan. Hidayah ini tidak berarti melahirkan petunjuk Allah yang sempurna, karena ini hanya merupakan sebab atau syarat, tapi tidak mesti melahirkan (hidayah Allah Ta’ala yang sempurna). Inilah makna firman Allah:
{وَأَمَّا ثَمُودُ فَهَدَيْنَاهُمْ فَاسْتَحَبُّوا الْعَمَى عَلَى الْهُدَى}
Adapun kaum Tsamud, mereka telah Kami beri petunjuk, tetapi mereka lebih menyukai kebutaan (kesesatan) daripada petunjuk” (QS Fushshilat: 17).
Artinya: Kami jelaskan dan tunjukkan kepada mereka (jalan kebenaran) tapi mereka tidak mau mengikuti petunjuk.
Hidayah inilah yang mampu dilakukan oleh manusia, yaitu dengan berdakwah dan menyeru manusia ke jalan Allah, serta menjelaskan kepada mereka jalan yang benar dan memperingatkan jalan yang salah, akan tetapi hidayah yang sempurna (yaitu taufik) hanya ada di tangan Allah Ta’ala, meskipun tentu saja hidayah ini merupakan sebab besar untuk membuka hati manusia agar mau mengikuti petunjuk Allah Ta’ala dengan taufik-Nya.
Allah Ta’ala berfirman tentang Rasul-Nya:
{وَإِنَّكَ لَتَهْدِي إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ}
Sesungguhnya engkau (wahai Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam) benar-benar memberi petunjuk (penjelasan dan bimbingan) kepada jalan yang lurus” (QS asy-Syuuraa: 52).
3. Hidayah taufik, ilham (dalam hati manusia untuk mengikuti jalan yang benar) dan kelapangan dada untuk menerima kebenaran serta memilihnya. inilah hidayah (sempurna) yang mesti menjadikan orang yang meraihnya akan mengikuti petunjuk Allah Ta’ala. Inilah yang disebutkan dalam firman-Nya:
{فإن الله يُضِلُّ مَنْ يَشَاءُ وَيَهْدِي مَنْ يَشَاءُ فَلا تَذْهَبْ نَفْسُكَ عَلَيْهِمْ حَسَرَاتٍ}
Sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya dan memberi hidayah (taufik) kepada siapa yang dikehendaki-Nya” (QS Faathir: 8).
Dan firman-Nya:
{إِنْ تَحْرِصْ عَلَى هُدَاهُمْ فَإِنَّ اللَّهَ لا يَهْدِي مَنْ يُضِلُّ وَمَا لَهُمْ مِنْ نَاصِرِينَ}
Jika engkau (wahai Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam) sangat mengharapkan agar mereka mendapat petunjuk, maka sesungguhnya Allah tidak akan memberi petunjuk kepada orang yang disesatkan-Nya dan mereka tidak mempunyai penolong” (QS an-Nahl: 37).
Juga firman-Nya:
{إِنَّكَ لا تَهْدِي مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَكِنَّ اللَّهَ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ}
Sesungguhnya engkau (wahai Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam) tidak dapat memberikan hidayah kepada orang yang engkau cintai, tetapi Allah memberikan petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Dia yang lebih mengetahui tentang orang-orang yang mau menerima petunjuk” (QS al-Qashash: 56).
Maka dalam ayat ini Allah menafikan hidayah ini (taufik) dari Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam dan menetapkan bagi beliau Shallallahu’alaihi Wasallam hidayah dakwah (bimbingan/ajakan kepada kebaikan) dan penjelasan dalam firman-Nya:
{وَإِنَّكَ لَتَهْدِي إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ}
Sesungguhnya engkau (wahai Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam) benar-benar memberi petunjuk (penjelasan dan bimbingan) kepada jalan yang lurus” (QS asy-Syuuraa: 52).
4. Puncak hidayah ini, yaitu hidayah kepada Surga dan Neraka ketika penghuninya digiring kepadanya.
Allah Ta’ala berfirman tentang ucapan penghuni Surga:
{وَقَالُوا الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ لَقَدْ جَاءَتْ رُسُلُ رَبِّنَا بِالْحَقِّ}
Segala puji bagi Allah yang telah memberi hidayah kami ke (Surga) ini, dan kami tidak akan mendapat hidayah (ke Surga) kalau sekiranya Allah tidak menunjukkan kami” (QS al-A’raaf: 43).
Adapun tentang penghuni Neraka, Allah Ta’ala berfirman:
{احْشُرُوا الَّذِينَ ظَلَمُوا وَأَزْوَاجَهُمْ وَمَا كَانُوا يَعْبُدُونَ. مِنْ دُونِ اللهِ فَاهْدُوهُمْ إِلَى صِرَاطِ الْجَحِيمِ}
Kumpulkanlah orang-orang yang zhalim beserta teman-teman yang bersama mereka dan apa yang dahulu mereka sembah selain Allah, lalu tunjukkanlah kepada mereka jalan ke Neraka” (QS ash-Shaaffaat: 22-23)”6.
Dari sisi lain, Imam Ibnu Rajab al-Hambali membagi hidayah menjadi dua:
  1. Hidayah yang bersifat mujmal (garis besar/global), yaitu hidayah kepada agama Islam dan iman, yang ini dianugerahkan-Nya kepada setiap muslim.
  2. Hidayah yang bersifat rinci dan detail, yaitu hidayah untuk mengetahui perincian cabang-cabang imam dan islam, serta pertolongan-Nya untuk mengamalkan semua itu. Hidayah ini sangat dibutuhkan oleh setiap mukmin di siang dan malam”7.

Thursday, 29 December 2016

Hidayah

Allah
Mengapa aku terlalu lemah dalam ibadah?
Aku seringkali serik, namun tetap mengulang dosa yang sama
Mengapa iman aku terasa begitu goyah?
Mengapa aku tidak mampu menjadi solehah?
Aku seringkali mencuba namun tiada langsung yang berjaya.

Allah
Aku malu hidup dalam kejahilan sendiri
Orang memujiku sana sini, kerana tampak baik dari luaran
Sedang mereka tidak tahu, aku menempuh banyaknya kegagalan
Kepada menujuMu, tuhan.

Allah
Bantu aku. Bantu aku bertatih
Belajar membuang salah tanpa letih
Aamiiiin

Kena kuat untuk Mujahadatun Nafsi yakni bersungguh-sungguh melawan nafsu supaya naik setingkat lagi yang dinamakan Nafsul Mutmainnah yakni jiwa yang tenang agar kamu dapat kembali kepada diri kamu yang dahulu, yang lebih baik.”

“Jika mahu mendapatkan kekuatan ini, jangan lupa untuk berdoa kepada Allah supaya dianugerahkan kekuatan. Berdampinglah dengan majlis-majlis ilmu, orang orang alim dan sahabat yang baik.”

“Jangan buka furdah kerana ianya ada pahala. Kita sudah lah tidak punya banyak pahala. Jadikanlah furdah itu sebahagian daripada perisai kita untuk menahan diri daripada melakukan perkara-perkara yang tidak baik sebagaimana orang lelaki apabila dia berkopiah pasti dia tidak akan sanggup buat perkara yang tidak baik.”
  
“Allahu must’an. Allah jualah tempat meminta”.

Sungguh, hidayah tidak pernah datang bergolek..

…sekali ‘dia’ sampai kepada kita, perlu kita belai ‘dia’ sehabis baik.

Menjemput hidayah memang payah, namun yang lebih susah adalah untuk mengekalkan hidayah pada momentumnya.


Sahabat Toksik


Pernahkan anda rasa selalu dipergunakan oleh orang lain?

Segala kebaikan yang anda lakukan hanya digunakan orang lain demi kepentingan diri semata-mata. Malah diberi pula ‘racun’ kepada anda.

Awas, anda mungkin sedang dipergunakan sahabat toksik?
Bagaimana anda boleh tahu anda sedang berada disekitar sahabat toksik? Dan paling penting, apa yang anda harus buat mengenainya?

Secara mudah, sahabat toksik boleh didefinisikan sebagai sahabat yang mempunyai tingkah laku yang sangat tidak menyenangkan, dan meracuni kepada orang-orang di sekeliling mereka.

Dalam erti kata lain, mereka sama sekali tidak positif ke atas kehidupan orang lain.

Mereka akan buat segala-galanya nampak teruk, tidak pernah berpuas hati walaupun sebeberapa banyak kita usahakan.

Bahaya sebenar orang sebegini adalah kepakaran mereka memanipulasi keadaan, suka membuatkan anda rasa bersalah, dan membuatkan seolah-olah anda berhutang sesuatu kepada mereka.

Mereka memerangkap anda secara psikologi.
Mereka juga berterusan mengambil sesuatu atau kesempatan daripada anda..
.. atau berterusan melakukan sesuatu yang menyakitkan anda, kemudian mengatakan mereka lakukan semua itu hanyalah untuk anda.

Sahabat toksik  boleh dijumpai di mana-mana. Di sekitar kejiranan, tempat kerja malah juga keluarga.
Malah, hampir semua orang dikelilingi orang sebegini.
Semakin anda dewasa, anda akan menemui semakin banyak orang-orang sebegini masuk ke dalam kehidupan anda..
Kita mungkin tidak boleh mengubah mereka, tetapi kita boleh ubah cara kita berurusan dengan mereka.

Terdapat beberapa perkara orang toksik lakukan untuk memanipulasi keadaan demi kepentingan mereka.

Mengetahui bagaimana jenis-jenis kelakuan mereka akan membantu anda untuk menyelamatkan diri dari dimanipulasi secara berterusan.

Bagaimana?

1. Mereka selesa berbohong.

Pertama sekali, 
selalunya sahabat toksik suka untuk menipu.
Mereka suka membelit dan mereka-reka cerita dalam segala hal. 
Jalan cerita mereka selalu menyimpang jauh, menyorok maklumat atau berbohong secara direct.
Mereka selesa untuk menipu secara kecil-kecilan, 
sehingga anda tidak tahu apa yang betul dan apa yang salah mengenai setiap kata yang keluar dari mulut mereka.
Dan apa yang paling bahaya, 
mereka menyembunyikan kebohongan mereka disebalik kata-kata manis dan nampak menyakinkan sehingga kita tidak berasa syak.

2. Mereka pakar memanipulasi keadaan

Anda akan rasa hanya anda yang bersungguh-sungguh untuk berkawan dengan mereka.
Sahabat toksik bijak membuatkan anda rasa berhutang sesuatu dengan mereka, 
dan berterusan mengambil kesempatan terhadap anda.
Mereka tidak pernah ambil peduli tentang apa perasaan anda.
Mereka hanya mengambil berat tentang perasaan mereka, 
apa yang mereka mahu lakukan, apa mereka perlukan, dan bahagia memanipulasi anda untuk memastikan hajat mereka dipenuhi.
Dalam persahabatan, ini mungkin dengan:
  • Meminta anda untuk menjaga anak-anak mereka walaupun ia bukan mudah untuk anda
  • Memaksa anda untuk menukar rancangan untuk bertemu dengan mereka
  • Membuatkan anda down dengan mengkritik penampilan, personaliti atau kemahiran anda.
.. dan pelbagai lagi.

3. Projecting perasaan mereka ke dalam anda

Sahabat toksik tidak mengaku apa yang mereka rasa, sebaliknya mereka berkelakuan seolah-olah anda yang sedang mengalaminya.
Perkara ini dipanggil projecting. 
Mereka memancarkan perasaan mereka terhadap diri anda.
Sebagai contoh, 
dia rasa cemburu tapi tidak mengakuinya. Malah menuduh anda pula yang cemburu terhadapnya.
Ia mungkin kedengaran lembut seperti, “awak OK ke ni?” atau lebih terarah, “kenapa awak marah pada saya?” atau “saya tengok anda moody je ni.
Anda akan berterus-terusan mempertahan diri anda (sebab anda memang tak rasa macam itu) dan perkara ini akan berulang-ulang.
Anda kena perlu jelas tentang perkara ini.
Jika anda berasa seolah-olah anda telah mempertahankan diri anda terlalu banyak kali terhadap tuduhan dan soalan yang tidak berasas, anda mungkin telah di projecting.

4. Mereka selalu penuh dengan drama

Kepada anda yang lurus
anda hanya akan nampak seolah-olah orang-orang sebegini selalu bernasib malang.
Mereka ditipu, 
rumah mereka dimasuki pencuri, dompet mereka hilang. Hidup mereka kelihatan selalu ditimpa masalah.
Benarkah begitu?
Atau mereka memperbesar-besarkan cerita untuk menarik perhatian dan meraih simpati?
Mungkin perkara itu benar-benar berlaku, 
tetapi ia tidak perlulah terlalu dramatik.
Apa pun alasannya, 
anda sering akan mendapati bahawa seseorang toksik hidup penuh dengan drama, dan sentiasa berlebih-lebihan dalam menghadapi pengalaman negatif yang menimpa mereka.
Menggunakan nasib malang mereka untuk menarik perhatian anda kepada mereka.

5. Selalu membuat anda dilemma

Sahabat toksik menggunakan rasa bersalah untuk mengawal persahabatan.
Mereka kerap akan meletakkan anda dalam kedudukan di mana anda perlu memilih di antara mereka dan sesuatu yang lain – dan anda akan sentiasa terasa wajib memilih mereka.
Mereka pakar membuatkan anda rasa kasihan terhadap mereka.
Lakonan mereka licik seperti layak untuk memenangi anugerah Oscar.
Orang sebegini akan menunggu anda mempunyai sesuatu komitmen dan akan memulakan drama.
“Kalau awak betul ikhlas berkawan dengan saya, awak jangan balik kampung cuti ni”
Rasa bersalah memainkan peranan besar dalam hal ini. Manusia normal, 
pasti rasa amat tidak selesa diselubungi rasa bersalah. Anda rasa berdosa bila tidak membantu mereka.
Tetapi malangnya, 
perasaan ini akan menjerat anda nanti.
Masalah ini tidak akan pernah berhenti. Kita tiada kebebasan untuk menentukan halatuju kita sendiri.

6. Mereka tidak pernah mengaku salah

Selalunya mereka sukar meminta maaf.
Sebelum mereka sesekali mengatakan maaf, mereka terlebih dahulu akan berbohong, memutarbelit cerita.
Mereka mengubah bagaimana sesuatu itu berlaku dan menceritakan semula ia dengan begitu meyakinkan bahawa mereka tidak salah 100%
Seboleh-bolehnya mereka akan melibatkan orang lain.
Mereka mahu anda berasa bersalah kerana menyalahkan mereka.
Jangan mengalah dengan kebenaran pada anda, tetapi jangan meneruskan perdebatan dengan mereka.
Percayalah mereka lebih handal memutarbelit keadaan. 
Just move forward.
Sesetengah hanya mahu menang dan tiada gunanya anda melayan orang sebegini.

7. Mereka sukakan melemahkan semangat anda.

Mereka akan mencari sebab berita baik anda bukan sesuatu yang bagus.
Sebagai contoh:
Bila anda berjaya menamatkan pengajian dan grad, mereka akan berkata  
“jangan gembira sangat, kerja belum tentu ada untuk course ni”

Bila anda berjaya mendapat kerja, mereka akan  berkata  
“gaji tak berbaloi dengan kerja kau buat ni”

Bila anda mahu berkahwin, mereka akan berkata  
“cukup ke nanti duit kau untuk tanggung anak bini nanti”

Anda nampak coraknya disini.
Mereka sentiasa cuba untuk membuatkan anda ragu-ragu dan down.
Jangan biar mereka memperkecilkan anda. Lagipun anda tidak perlukan pendapat mereka juga.

8. Mereka selalu meninggalkan perbualan tergantung.

Mereka tidak menjawab mesej anda.
Mereka tidak melayan panggilan telefon.

Anda akan tertanya-tanya dan kerap berteka-teki dengan mereka, andakah urusan anda dengan dia sudah selesai? Anda tak tahu mereka masih hidup atau sudah mati.

Mereka muncul bila memerlukan anda – kemudian offline (tanpa menjawab pertanyaan anda).

Perkara ini berlaku berulang-ulang sehingga anda berasa jenuh dengan mereka.

Sahabat yang benar-benar mengambil berat tentang anda tidak akan pernah membuat anda seperti sampah. Mereka akan cuba mengakhiri perbualan dengan baik.

Perkara sebaliknya berlaku jika mereka memerlukan anda. Sila rujuk point No. 13 dibawah

9. Mereka menggunakan perkataan lembut dalam nada yang makan dalam.

Mesej yang disampaikan mungkin nampak murni, tetapi disampaikan dalam nada yang membawa maksud lain.

“Kau buat apa hari ni” boleh membawa pelbagai maksud bergantung kepada bagaimana ia diucapkan.
Untunglah naik gaji.. kerja “rilek-rilek” pun gaji banyak.. 
Ayat sinis sudah menjadi amalan mereka. 
Mereka gemar membuat ayat makan dalam agar kita berasa bersalah atau kecil hati.

Malah bila kita bertanya mengapa mereka bercakap sebegitu, mereka akan menyerang kita dengan mempersoalkan pula mengapa kita ‘terlebih sensitif’, kenapa kita nak marah – seolah-olah kitalah yang mencetuskan pertengkaran.

10. Bercakap benda yang tiada kaitan

Mereka selalu mengungkit benda yang telah lepas.
Apabila ada pertikaian dan anda cuba untuk menyelesaikan, sahabat toksik akan membawa point yang tidak relevan daripada peristiwa-peristiwa yang lalu.
Masalah yang akan timbul adalah anda akan sibuk pula mempertahankan diri untuk sesuatu yang sudah selesai pada enam bulan lepas, 
dan bukannya dapat fokus menyelesaikan isu yang sedang berada ditangan.
Selalunya, ia akan berakhir seolah-olah kitalah yang jahat terhadap mereka.

11. Mereka suka memperbesar-besarkan dan meyalahkan orang lain

“Kau selalu buat macam ni…”
“Kau tak pernah nak faham aku…”
Sukar untuk mempertahankan diri dalam bentuk manipulasi sebegini. 
 Orang toksik selalu mengambil perkara kecil untuk diperbesarkan untuk membuktikan kelemahan anda.
Apa yang diungkapkan mereka, 
seolah-olah kita yang salah dan membuatkan mereka bersedih.
Mereka sering menyalahkan orang lain terhadap masalah yang mereka lakukan. 
It’s always someone else’s fault. 
Malah anda juga akan dipersalahkan.

12. Mereka suka menilai

Kita semua membuat kesilapan kadang-kadang, 
tetapi orang toksik akan ambil perkara itu sebagai sesuatu yang sensasi.
Sahabat toksik selalunya akan membuat anda rasa sentiasa diperhatikan.
Mereka akan bersikap judgemental dan menjatuhkan harga diri anda dengan menunjukkan anda lemah kerana telah membuat kesilapan.
Tidak salah melakukan kesilapan. 
Ia adalah sebahagian daripada proses pembelajaran dalam hidup.
Jadi mengapa kita harus membiarkan orang lain menilai kita?

13. Hanya mengambil dan jarang memberi

Sahabat toksik selalu mengambil.
Anda ibarat ‘pokok pinjaman’ dan mereka adalah ‘pemetik’. Harta anda adalah harta mereka. 
Segalanya mereka mahu pakai, dari sebesar kereta, pakaian, wang dan sehinggalah masa anda yang berharga.
Apabila mereka membuat panggilan atau whatsapp, 
mereka mengharapkan anda memberi respons serta-merta. Jika tidak, inbox anda akan dibanjiri mesej agar menjawab mereka.
Apabila tiba giliran anda untuk memerlukan bantuan, jangan berharap kepada rakan toksik untuk bertindak balas. 
They won’t.
Apa yang anda perlukan, tidak sepenting apa yang mereka buat pada waktu tersebut.
Anda akan diberi pelbagai alasan (yang direka-reka) dan anda mesti faham.
Hanya masalah mereka yang lebih penting berbanding masalah anda.
Dapat?

Anda tidak mahu bersahabat tapi pada masa yang sama rasa terperangkap..

Toksik sinonim dengan racun, maut dan tidak sihat.
Sudah menjadi sunnatullah, 
badan kita tidak boleh menerima elemen-elemen beracun kerana ia akan menjejaskan tubuh kita.
Dalam kes ini, ia akan merosakkan jiwa kita.
Kaedah terbaik adalah mengurangkan perhubungan dengan mereka. Jangan rasa bersalah dan teguhkan hati. 
Cintai diri sendiri dahulu sebelum mencintai orang lain.
Dari Abu Musa Asy-Asy’ari, Rasulullah saw. Bersabda :
Sesungguhnya,
Perumpamaan Teman yang Baik dan Teman yang Buruk, adalah Seperti Penjual Minyak Wangi dan Tukang Pandai Besi.
Seorang Penjual Minyak Wangi akan memberi kamu Minyak, atau kamu Membelinya, atau kamu mendapati Bau yang Harum darinya.
Sedangkan Pandai Besi, maka bisa jadi akan Membakar bajumu dan bisa pula engkau mendapati darinya Bau yang Busuk”.
(HR. Muttafaq ‘Alaih).

Kebaikan Solat Tahajud Yang Sangat Dasyat.Allahuakbar

Manfaat yang akan di dapatkan ketika melaksanakan sholat tahajud, di antaranya:

1. Dikabulkannya Doa-doa

Manfaat sholat tahajud yang pertama adalah dikabulkannya doa-doa. Seperti yang kita ketahuai, sholat tahajud adalah sholat sunnah yang dikerjakan pada malam hari sesudah tidur terlebih dahulu karena arti kata tahajud adalah bangun pada malam hari. Paling utama, sholat tahajud yang dikerjakan pada sepertiga malam sampai menjelang masuk waktu sholat subuh. Pada waktu inilah Allah SWT mengabulkan doa-doa hambanya. Hal ini berdasarkan keterangan hadis Nabi:
"Perintah Allah turun ke langit di waktu tinggal sepertiga yang akhir dari waktu malam, lalu berseru, adakah orang-orang yang memohon (berdoa) pasti akan kukabulakn, adakah orang yang meminta, pasti akan Kuberikan dan adakah yang mengharap ampunan, pasti akan kuampuni baginya sampai tiba waktu Subuh." (Al-Hadis).

2. Allah Mengangkat Derajat ke Tempat yang Terpuji

Manfaat sholat tahajud yang kedua adalah Allah SWT akan mengangkat derajat ke tempat yang terpuji. Keterangan tentang ini dapat kita baca dalam Al-Qur’an Surat Al-Isra' ayat 79:
"Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; Mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji." (QS A1-Isra [17]: 79).
Selain itu, keterangan lain dapat ditemukan dalam hadis Rasulullah yang diriwayatkan Abi Darda r.a, bahwa Rasulullah bersabda:
"Ada 3 macam manusia, Allah SWT mencintai mereka, tersenyum kepada mereka, dan merasa senang dengan mereka, yaitu salah satunya adalah orang yang memiliki istri cantik serta tempat tidur lembut dan bagus. Kemudian ia bangun malam (untuk sholat), lalu Allah SWT berkata: 'Ia meninggalkan kesenangannya dan mengingat Aku. Seandainya ia berkehendak, maka ia akan tidur." (Riwayat Ath-Thabrani).

3. Mendekatkan Diri Kepada Allah

Manfaat sholat tahajud yang ketiga adalah sebagai media untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Hal ini dikuatkan lewat keterangan hadis Rasullullah SAW:
"Hendaklah kalian melaksanakan sholat malam karena sholat malam itu merupakan kebiasaan orang-orang shaleh sebelum kalian, ibadah yang mendekatkan diri kepada Tuhan kalian, serta penutup kesalahan dan penghapus dosa." (HR. Tirmidzi, Al-Hakim, Baihaqi. Dihasankan oleh Syaikh Al-Albani dalam Irwaa Al Ghalil).
Dalam riwayat yang lain, dikatakan bahwa Jibril pernah berkata kepada Rasulullah Saw:
"Hai Muhammad, kemuliaan orang beriman ada dengan sholat malam. Dan kegagahan orang beriman adalah sikap mandiri dari bantuan orang lain". (Silsilah Al-Hadis Ash-Shahihah).

4. Memperoleh berbagai Kemuliaan

Manfaat sholat tahajud yang keempat adalah akan memperoleh berbagai kemuliaan. Hal ini diperkuat berdasarkan keterangan hadis Rasulullah SAW, yang bersabda:
"Barangsiapa melaksanakan sholat tahajud dengan sebaik-baiknya, dan dengan tata tertib yang rapi, maka Allah SWT akan memberikan 9 macam kemuliaan: 5 macam di dunia dan 4 macam di akhirat."
Adapun lima keutamaan di dunia itu adalah akan dipelihara oleh Allah SWT dari segala macam bencana, tanda ketaatannya akan tampak kelihatan di mukanya, akan dicintai para hamba Allah yan shaleh dan dicintai oleh semua manusia, lidahnya akan mampu mengucapkan kata-kata yang mengandung hikmah dan akan dijadikan orang bijaksana, yakni diberi pemahaman dalam agama.

5. Mengusir Penyakit dan Meningkatkan Kekebalan Tubuh

Manfaat sholat tahajud yang kelima adalah dapat mengusir berbagai penyakit dan di saat yang sama meningkatkan kekebalan tubuh. Sedikit yang menyadari bahwa kepatuhan kita mengerjakan ritual keagamaan semisal sholat tahajud akan memberikan pengaruh pada meningkatnya sistem kekebalan tubuh. Hal ini berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Prof. Dr. Mohammad Shaleh. Lebih lanjut beliau mengatakan bahwa di saat yang sama ketika kekebalan tubuh sudah meningkat, otomatis segala penyakit yang menyerah akan musnah dengan sendirinya.

6. Menjauhkan Diri dari Kelalaian Hati

Manfaat sholat tahajud yang keenam adalah menjauhkan diri dari kelalaian hati. Penjelasan tentang ini dapat ditemukan dalam hadis Rasulullah SAW yang berbunyi:
"Barang siapa mengerjakan sholat pada malam hari dengan membaca seratus ayat, maka ia tidak akan dicatat sebagai orang lalai. Dan apabila membaca dua ratus ayat, maka sungguh ia akan dicatat sebagai orang yang selalu taat dan ikhlas." (Al-Hakim dalam kitab Al-Mustadrak).

7. Menang dalam Jihad Melawan Musuh

Manfaat sholat tahajud yang ketujuh adalah meraih kemenangan dalam jihad melawan musuh. Musuh terbesar dalam diri manusia adalah hawa nafsu. Melaksanakan sholat tahajud mungkin agak berat bagi sebagian orang karena melihat waktu pengerjaannya pada jam-jam dimana kita biasanya tertidur pulas. Godaan untuk melanjutkan tidur pastinya sangat besar di waktu tersebut. Maka dari itu, orang yang bangun dari tidurnya untuk melaksanakan sholat tahajud berarti ia telah berhasil melawan godaan dalam dirinya demi beribadah kepada Allah SWT.

8. Meringankan Lamanya Berdiri pada Hari Kiamat

Manfaat sholat tahajud yang kedelapan adalah meringankan kita ketika berdiri pada hari kiamat nanti. Keterangan tentang ini sesuai yang pernah diungkapkan Ibnu Abbas ra, yang berkata:
"Barang siapa yang senang bila lamanya berdiri di hari kiamat diringankan oleh Allah, maka hendaklah ia memperlihatkan dirinya kepada Allah di malam hari dengan sujud dan berdiri mengingat hari akhir." (Ibnu Jarir Ath-Thabari, tafsir Ibnu Jarir).

9. Mencegah Perbuatan Dosa dan Menghapus Kejahatan

Manfaat sholat tahajud yang kesembilan adalah dapat mencegah diri dari perbuatan dosa dan menghapus kejahatan. Ini sesuai dengan Sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Abu Umamah Al-Bahli ra, yang berbunyi:
"Hendakah kalian mengerjakan qiyaamullail, sesungguhnya ia adalah kebiasaan orang-orang shaleh sebelum kalian, mendekati diri kepada Allah Ta’ala, mencegah perbuatan dosa, menghapus kejahatan dan menangkal penyakit dari badan." (Diriwayatkan At-Turmudzi, Al-Hakim)

10. Muka Tampak Berkilau dan Bercahaya

Manfaat sholat tahajud yang kesepuluh adalah membuat muka berkilau dan bercahaya. Tentang ini, pernah suatu ketika Hasan Al-Basri ra ditanya oleh seseorang, "Mengapa orang yang bertahajud di waktu malam memiliki muka yang bagus?". Hasan Basri menjawab:
"Karena mereka menyendiri bersama Tuhan-nya pada malam hari, kemudian Allah memberikan kepada mereka sebagian dari cahaya-Nya." (Al-Maqrizi, Mukhtasar Qiyaamallail).
Terkait dengan ini pula, Imam Ibnul Qayyim pernah berkata:
"Sesungguhnya sholat malam itu dapat memberikan sinar yang tampak di wajah dan membaguskannya. Sebagian istri memperbanyak melaksanakan sholat malam. Ketika ditanyakan kepada mereka mengenai hal tersebut, mereka menjawab, ‘Sholat malam itu dapat membaguskan wajah dan kami senang bila wajah kami menjadi lebih bagus".

11. Dapat Melancarkan Aliran Darah

Manfaat sholat tahajud yang kesebelas adalah dapat melancarkan aliran darah dalam tubuh. Bangun pada pukul 02.30 untuk melaksanakan sholat tahajud ternyata sangat bermanfaat bagi tubuh. Pada waktu tersebut, udara disekitar sangat segar bebas dari polusi. Pada saat itu juga, tubuh mempunyai kesempatan untuk menggerak-gerakkan seluruh otot yang membuat tubuh lebih segar dan aliran darah terasa lebih lancar.

12. Jaminan Masuk Surga

Manfaat sholat tahajud ke-12 adalah mendapat jaminan masuk surga. Ini sesuai dengan keterangan dari sabda Rasulullah SAW, yang berbunyi:
"Wahai manusia, sebarkanlah salam, beri makanlah, sambung tali kasih, sholat malamlah saat orang pada terlelap, maka masuklah surga dengan selamat". (HR. Al-Hakim, Ibnu Majah, At-Tirmidzi).

13. Dicintai Allah SWT

Manfaat sholat tahajud yang ke-13 adalah akan memperoleh cinta Allah SWT. Orang yang bertahajud, memilih bangun di tengah malam dan meninggalkan tidur yang nyaman demi untuk bersujud dihadapan sang pencipta. Segala pengampunan Allah akan diberikan pada orang bertahajud tersebut. Hal ini tentu saja disebabkan oleh Allah SWT telah mencintai mereka.

14. Penyelamat dari Siksa Neraka

Manfaat sholat tahajud yang ke-14 adalah dapat menyelamatkan diri dari siksa api neraka. Tentang ini, Ibnu Umar r.a pernah meriwayatkan bahwa pada masa Rasulullah SAW, ketika seseorang bermimpi, ia akan menceritakan mimpi tersebut ke Rasulullah SAW. Aku pun berharap mendapat mimpi yang dapat kuceritakan kepada Rasulullah SAW. Dia berkata,
"Aku adalah seorang anak muda perjaka. Aku tidur di masjid pada Rasululullah Saw, maka aku bermimpi seakan-akan dua malaikat mengambilku dan membawaku ke neraka, ternyata ia adalah bangunan seperti bangunan sumur. Ia memiliki dua palang seperti palang sumur. Di dalamnya terdapat manusia yang telah aku kenal. Maka aku mulai mengucapkan, 'Aku berlindung dengan nama Allah dari neraka'. Kemudian seorang malaikat menemui keduanya, maka dia berkata kepadaku, 'Janganlah takut!' (Mimpi ini) aku ceritakan kepada Hafshah, maka Hafshah menceritakannya kepada Rasulullah dan beliau bersabda, "Sebaik-baik lelaki adalah Abdullah, andaikata dia mengerjakan sholat pada waktu malam." Salim berkata, 'setelah itu Abdullah tidak tidur pada malam hari kecuali hanya sebentar." (HR Bukhari dan Muslim).

15. Penyebab Husnul Khatimah

Manfaat sholat tahajud yang ke-15 adalah seorang hamba akan meraih husnul khatimah di saat ajal menjemputnya. Kita semua menyadari bahwa semua yang bernyawa pasti akan berpisah dan meninggalkan dunia ini menuju tempat abadi di akhirat. Sholat tahajud sanga bermanfaat bagi siapa saja yang mengerjakannya, karena sholat ini bisa membantu orang tersebut untuk mencapai husnul khatimah.

Wednesday, 28 December 2016

Hasad Dengki

Surah Al-Falaq Ayat 5
وَمِن شَرِّ حاسِدٍ إِذا حَسَدَ 
“Dan dari kejahatan orang yang dengki apabila ia dengki” (Q.S Al-Falaq [113] : 5)
atau apabila ia menampakkan kedengkiannya lalu berusaha atas kedengkian yang dipendamnya itu, sebagaimana yang telah dikerjakan oleh Lubaid si Yahudi tadi; dia termasuk orang-orang yang dengki terhadap Nabi saw. Ketiga jenis kejahatan yang disebutkan sesudah lafal Maa Khalaq, padahal semuanya itu telah terkandung di dalam maknanya, hal ini tiada lain mengingat kejahatan yang ditimbulkan oleh ketiga perkara tersebut sangat parah.

    Dalam hadist Rasulullah saw  bersabda :

Dari Abu Hurairah radhiyallohu'anhu berkata; Rasululloh shallallohu'alaihi wa sallam pernah bersabda: "Jauhilah atas kalian perasangka, karena perasangka itu sedusta-dusta perkataan. Dan janganlah kalian saling mendahului dalam penawaran, janganlah saling hasad, janganlah saling membenci, janganlah saling mendahului, janganlah saling membelakangi, dan jadilah kalian hamba-hamba Alloh yang bersaudara". (Bukhori dan Muslim, sebagaimana juga di dalam Ghoyatul Marom 173)
(H.R. Muslim dari anas bin Malik r.a.)

Faktor yang membawa kepada hasad/dengki:
1) Permusuhan
2) Sifat ujub ataupun banggga diri
3) Cintakan pangkat dan kedudukan
4) Jiwa yang kotor
5) Benci membenci
Bahaya Hasad
Orang hasad selalu berupaya untuk mencari dan melakukan cara agar nikmat atau anugerah itu hilang dari orang lain dan atau berpindah kepada dirinya.
َعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ: قَالَرَسُول اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( إِيَّاكُمْ وَالْحَسَدَ فَإِنَّ اَلْحَسَدَ يَأْكُلُ اَلْحَسَنَاتِ كَمَا تَأْكُلُ اَلنَّارُ اَلْحَطَبَ )  أَخْرَجَهُ أَبُو دَاوُدَ 
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Jauhilah sifat hasad karena hasad itu memakan (pahala) kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar." 

(H.R. Abu Dawud)
Jadi alangkah baik nya kita tidak mempunyai sifat hasad ini. Bahkan sifat hasud ini dapat membuat 

Perbuatan yang jelek lainnya yaitu fitnah , ghibah, dan masih banyak yang lain nya karena seseorang yang sudah termakan nafsu amarah nya dapat menggunakan berbagai cara untuk memuaskan nafsu amarahnya itu.betapa bahayanya apabila sifat hasad  ini melekat pada diri seseorang. Maka dia akan tersiksa didunia maupun di akhirat.

Macam-Macam Hasad
Hasad terbagi menjadi 2 macam:

1. Hasad yang tercela. seorang yang berangan-angan hilangnya nikmat dari saudaranya, dan hukumnya adalah haram.

2. Hasad yang terpuji (Ghibthoh). Seorang yang berkeinginan serupa dengan saudaranya dalam hal kebaikan dan tidak berharap nikmat atas saudaranya hilang


Tanda-Tanda Orang Yang Hasad

1. Mengungkit dan mengumumkan kekeliruan saudara/saingannya. 2. Merasa puas kalau saingannya dicela orang.

3. Merasa puas kalau saingannya tidak hadir.

4. Merasa dan sesak dadanya apabila saingannya dipuji orang.

5. Berusaha menyalahkan saudaranya walaupun saudaranya/ saingannya benar, dll


Akibat Hasad 
  1. Menyebabkan ketidaktenangan dan kerisauan yang tidak putus-putus kerena akan selalu memikirkan bagaimana agar kebaikan itu hilang dari orang lain
  2. Menghancurkan persatuan, kesatuan dan persaudaraan , karena biasanya orang yang hasud akan mengadu domba dan suka memfitnah.
  3. Mendapat kehinaan dan ketercelaan baik di dunia maupun di akhirat. Apalagi bila orang menyadari perbuatan hasudnya, maka orang lain akan memandang rendah dan menjauhinya.
  4. Akan menghancurkan kebaikan padanya 


Cara Menghindari Hasad 
  • Meyakini ke-mahaadilaan allah . bahwa allah telah memberikan kelebihan dan kekurangan yang tidak selalu sama kepada setiap manusia agar dapat bekerjasama dan saling tolong menolong serta saling melengkapi
  • Menyadari dengan sepenuh hati bahwa perbuatan hasud tidak akan memberikan manfaat apapun selain kehinaan, kerugian dan kesengsaraan bahkan dapat menghilangkan kebaikan
  • Selalu melihat dan membantu orang yang kemampuanya ada di bawah kita.
  • Sholat
  • Menganggap rekan kita sebagai kawan, teman dekat, dan teman seperjuangan, bukan sebagai musuh atau saingan.
  • Mensyukuri segala nikmat yang telah diberikan allah swt, walaupun hal itu kita anggap kecil       
    
    Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, dari Ibnu Umar r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, 
"Tidak boleh seseorang iri terhadap orang lain 
kecuali dalam dua hal yaitu seseorang yang diberi 
pengertian Al Qur'an lalu ia mempergunakannya 
sebagai pedoman amalnya siang-malam dan 
seseorang yang diberi oleh Allah kekayaan harta lalu 
ia membelanjakannya siang-malam untuk segala 
amal kebaikan." 
Dari hadits tersebut, kita bisa menyimpulkan bahwa hasad 
 
(iri) itu tidak diperbolehkan, KECUALI :
 
1. Iri terhadap seseorang yang memahami Al Qur’an dan kemudian mengamalkannya dalam keseharian, dan
2. Iri terhadap seseorang yang diberikan kekayaan oleh Allah dan ia belanjakan untuk amal kebajikan.

Tajassus (Mencari kesalahan orang lain)

Allah Ta’ala berfirman.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِّنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan berprasangka, karena sesungguhnya sebagian tindakan berprasangka adalah dosa dan janganlah kamu mencari-car kesalahan orang lain” [Al-Hujurat : 12]

Dalam ayat ini terkandung perintah untuk menjauhi kebanyakan berprasangka, 
karena sebagian tindakan berprasangka ada yang merupakan perbuatan dosa. 

Dalam ayat ini juga terdapat larangan berbuat tajassus. Tajassus ialah mencari-cari kesalahan-kesalahan atau kejelekan-kejelekan orang lain, 
yang biasanya merupakan efek dari prasangka yang buruk.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
إِيَّا كُمْ وَالظَّنَّ فَإِنَّ الظَّنَّ أَكْذَبُ الْحَدِيْثِ وَلاَ تَحَسَّسُوا وَلاَ تَجَسَّسُوا وَلاَ تَحَاسَدُوا 

 وَلاَتَدَابَرُوا وَلاَتَبَاغَضُوا وَكُوْنُواعِبَادَاللَّهِ إحْوَانًا

“Berhati-hatilah kalian dari tindakan berprasangka buruk, karena prasangka buruk adalah sedusta-dusta ucapan. Janganlah kalian saling mencari berita kejelekan orang lain, saling memata-matai, saling mendengki, saling membelakangi, dan saling membenci. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara” [1] 

Amirul Mukminin Umar bin Khathab berkata, 
“Janganlah engkau berprasangka terhadap perkataan yang keluar dari saudaramu yang mukmin kecuali dengan persangkaan yang baik. 
Dan hendaknya engkau selalu membawa perkataannya itu kepada prasangka-prasangka yang baik”

Ibnu Katsir menyebutkan perkataan Umar di atas ketika menafsirkan sebuah ayat dalam surat Al-Hujurat.

Bakar bin Abdullah Al-Muzani yang biografinya bisa kita dapatkan dalam kitab Tahdzib At-Tahdzib berkata : 
“Hati-hatilah kalian terhadap perkataan yang sekalipun benar kalian tidak diberi pahala, namun apabila kalian salah kalian berdosa. Perkataan tersebut adalah berprasangka buruk terhadap saudaramu”.

Disebutkan dalam kitab Al-Hilyah karya Abu Nu’aim (II/285) bahwa Abu Qilabah Abdullah bin Yazid Al-Jurmi berkata : 

“Apabila ada berita tentang tindakan saudaramu yang tidak kamu sukai, maka berusaha keraslah mancarikan alasan untuknya. Apabila kamu tidak mendapatkan alasan untuknya, maka katakanlah kepada dirimu sendiri,
 “Saya kira saudaraku itu mempunyai alasan yang tepat sehingga melakukan perbuatan tersebut”.
Sufyan bin Husain berkata,
 “Aku pernah menyebutkan kejelekan seseorang di hadapan Iyas bin Mu’awiyyah. Beliaupun memandangi wajahku seraya berkata, “Apakah kamu pernah ikut memerangi bangsa Romawi?” Aku menjawab, “Tidak”. Beliau bertanya lagi, “Kalau memerangi bangsa Sind [2], Hind (India) atau Turki?” Aku juga menjawab, “Tidak”. Beliau berkata, 
“Apakah layak, bangsa Romawi, Sind, Hind dan Turki selamat dari kejelekanmu sementara saudaramu yang muslim tidak selamat dari kejelekanmu?” 
Setelah kejadian itu, aku tidak pernah mengulangi lagi berbuat seperti itu” [3]
Komentar saya : “Alangkah baiknya jawaban dari Iyas bin Mu’awiyah yang terkenal cerdas itu. Dan jawaban di atas salah satu contoh dari kecerdasan beliau”.

Abu Hatim bin Hibban Al-Busti bekata dalam kitab Raudhah Al-‘Uqala (hal.131), 
”Orang yang berakal wajib mencari keselamatan untuk dirinya dengan meninggalkan perbuatan tajassus dan senantiasa sibuk memikirkan kejelekan dirinya sendiri. Sesungguhnya orang yang sibuk memikirkan kejelekan dirinya sendiri dan melupakan kejelekan orang lain, maka hatinya akan tenteram dan tidak akan merasa capai. Setiap kali dia melihat kejelekan yang ada pada dirinya, maka dia akan merasa hina tatkala melihat kejelekan yang serupa ada pada saudaranya. Sementara orang yang senantiasa sibuk memperhatikan kejelekan orang lain dan melupakan kejelekannya sendiri, maka hatinya akan buta, badannya akan merasa letih dan akan sulit baginya meninggalkan kejelekan dirinya”.

Beliau juga berkata pad hal.133, 
“Tajassus adalah cabang dari kemunafikan, 
sebagaimana sebaliknya prasangka yang baik merupakan cabang dari keimanan. 
Orang yang berakal akan berprasangka baik kepada saudaranya, dan tidak mau membuatnya sedih dan berduka. Sedangkan orang yang bodoh akan selalu berprasangka buruk kepada saudaranya dan tidak segan-segan berbuat jahat dan membuatnya menderita”.