Jangan Pernah Menyakiti Hati/Perasaan Orang Lain
Hati (arab: qalbun) mempunyai dua penggunaan dalam bahasa:
a. Menunjukkan bagian yang paling murni dan paling mulia dari sesuatu.
b. Bermakna merubah dan membalik sesuatu dari satu posisi ke posisi lain.
Kedua makna ini sesuai dengan makna hati secara istilah, karena hati merupakan bagian yang paling murni dan paling mulia dari seluruh makhluk hidup yang mempunyainya, dan dia juga sangat rawan untuk berbolak-balik dan berubah haluan.
يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ
“Wahai Yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku di atas agamamu.” (HR. At-Tirmidzi dari Anas bin Malik)
Adapun letaknya, maka Al-Qur`an dan As-Sunnah menunjukkan bahwa dia terletak di dalam dada. Allah berfirman, “Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada.” (QS. Al-Hajj: 46)
Mungkin kita pernah menyakiti orang lain tanpa kita sadari maupun yang kita sadar akan hal itu, oleh sebab itu sebaiknya kita selalu berusaha meminta maaf kepada orang lain.
Allah Ta’ala berfirman:
“Dan orang-orang
yang menyakiti orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan tanpa
kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul
kebohongan dan dosa yang nyata.” (QS. Al Akzab:58)
“Hai orang-orang
beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olokkan kaum yang lain (karena)
boleh jadi mereka (yg diolok-olok) lebih baik daripada mereka (yg
mengolok-olok) dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olok) wanita lain
(karena) boleh jadi wanita-wanita (yg diolok-olok) lebih baik daripada
wanita (yg mengolok-olok) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan
janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk.
seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan
barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang
zhalim.” (QS. Al Hujurat: 11)
Makdsud “janganlah mencela dirimu sendiri” adalah mencela antara sesama mukmin karena orang-orang mukmin seperti satu tubuh.
Panggilan
yang buruk adalah gelar yang tidak disukai oleh orang yang digelari,
seperti panggilan kepada orang yang sudah beriman, dengan panggilan
seperti: hai fasik, hai kafir dan sebagainya.
“Dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain.” (QS. Al Hujurat:12)
Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda:
“Sesungguhnya
orang yang paling buruk kedudukannya di sisi Allah adalah orang yang
ditinggalkan oleh orang-orang karena mereka khawatir terkena perilaku
bejatnya.” (HR. Bukhari, Muslim, dari ‘Aisyah radhiallahu anha)
Beliau Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda:
“Setiap muslim itu haram atas muslim yang lain; darahnya, hartanya, dan kehormatannya.” (HR. Muslim dan Tirmiadzi, dari Abu Hurairah)
“Setiap
muslim itu saudara bagi muslim yang lain. Dia tidak akan menzhaliminya,
menghinakannay, dan tidak pula meremehkannya. Keburukan seseorang itu
diukur dari sejauh mana dia meremehkan saudaranya.” (HR.Muslim dan lainnya, dari Abu Hurairah)
“Mencela seorang muslim itu perbuatan fasiq sedangkan memeranginya adalah perbuatan kufur.” (HR.Bukhari dan Muslim)
Sikap Terhadap Orang Yang Menyakiti
ada 3 sikap seseorang terhadap orang lain yg telah
menyakitinya, dan ini menunjukkan level kualitas orang tersebut :- Level-3 : MARAH, DENDAM DAN BERUSAHA MEMBALASNYA
“Orang kuat bukanlah orang yg menang bergulat, tetapi yg disebut orang kuat adalah orang yg bisa mengendalikan dirinya pada saat marah.”
[HR Bukhari Muslim]
- Level-2 : BERSABAR DAN MENDIAMKANNYA
“Dan jika memberikan balasan, maka balaslah dengan balasan yg sama dgn siksaan yg ditimpakan kepadamu. Akan tetapi jika kamu bersabar, sesungguhnya itulah yg lebih baik bagi orang-orang yg sabar..”
[TQS An-Nahl : 126]
Inilah level tertinggi dari sikap seseorang kpd mereka yg telah menyakiti. Mendoakannya dan bahkan membalasnya dengan kebaikan ke orang yg telah memperlakukan buruk adalah sikap yg sangat istimewa, sangat jarang orang yg mampu melakukannya.
Masih ingatkah kita kisah Rasulullah SAW yg rajin menyuapi wanita tua yahudi yg buta, yg setiap kali beliau SAW menyuapi, mulut si wanita yahudi tsb takhenti-hentinya mencaci maki dan memfitnah Rasulullah? Rasul memilih terus berbuat baik padanya.
1. Mendapat murka Allah
2. Menjadi pribadi yang tidak dicintai Allah dan sesama
3. Selalu merasa tidak tenang
4. Sering dihantui perasaan tak menentu (Merasa Bersalah)
3. Selalu merasa tidak tenang
4. Sering dihantui perasaan tak menentu (Merasa Bersalah)
Manusia kadang tidak lepas dari bergunjing & umumnya yang digunjingkan adalah keburukan seseorang. Ingatlah suatu pepatah bahawa ketika kita menjatuhkan dedaunan apakah akan mudah dedaunan tersebut untuk di punguti kembali setelah angin meniupnya ke segala penjuru? Jika kita menjelek-jelekkan orang lain, akankah kita bisa memperbaiki nama baik orang tersebut, sedangkan berita mengenai keburukan dia sudah kita sebarkan kemana-mana? Bagaimana perasaan diri ini jika kita sendiri digunjingkan oleh orang lain? Sakit hatikah kita? Begitu pula orang yang kita gunjingkan akan memiliki perasaan yang sama dengan kita. Tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini, pasti kita pernah berbuat kesalahan & belajarlah selalu dari kesalahan. Janganlah menjelek-jelekkan orang lain, kerana belum tentu diri ini lebih baik dari orang lain.
No comments:
Post a Comment