Dari ibnu Mas’ud r.a, bahwa Rasulullah SAW bersabda : “Barang siapa mati dalam keadaan masih berdoa kepada selain Allah untuk menyekutukan-Nya maka ia masuk NERAKA” (HR. Bukhori)
Dan Allah Ta’ala senantiasa memerintahkan kita untuk selalu berdoa kepada-Nya, hal ini sebagaimana firman-Nya :
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya
kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku
mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku,
maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah
mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.”
(Q.S. Al Baqarah : 186 )
Namun ada beberapa hal yang membuat doa kita ini tidak di ijabah oleh
Allah Ta’ala, sebagaimana disebutkan oleh Syaikh Muhammad ibn Utsaimin
Rohimahullah, dalam syarh kitab Riyadhussolihin karya imam Nawawi
rohimahullah :Pertama, makan dan minum atau berpakaian dari yang haram, atau dari usaha atau kerja yang haram. Rasulullah SAW bersabda:
“Wahai manusia, sesungguhnya Allah ta’ala adalah Maha Baik, tidak menerima kecuali yang baik, dan sesungguhnya Allah memerintahkan kepada para Rasul. Allah ta’ala berfirman:
“Hai Rasul-Rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal yang shalih”
(Q.S. Al-Mu’minuun: 51)
Dan Allah berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, makanlah dari rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu”
(Q.S.Al-Baqarah:172)
Kedua, tidak khusyu’ dan lalai serta tidak memaknai doanya. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda:“Berdoalah kepada Allah dan kamu yakin akan dikabulkan. Ketahuilah bahwa Allah tidak akan mengabulkan doa orang yang hatinya lalai dan tidak khusyu.”
Ketiga, teburu–buru minta terkabul doanya yang akhirnya ia meninggalkan doa. Rasulullah SAW bersabda: (Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi no.3479 dan Al-Hakim no.1817; hasan lighairihi).
“Dikabulkan doa seseorang dari kalian selama ia tidak buru-buru, (dimana) ia berkata:
”Aku sudah berdoa namun belum dikabulkan doaku” (Diriwayatkan oleh Al-Bukhari no.5981 dan Muslim no.2735).
“Senantiasa doa seorang hamba akan dikabulkan selama ia tidak berdoa untuk meminta berbuat dosa, atau memutuskan silaturahim, dan selama ia tidak meminta dengan tergesa-gesa (isti’jal)”.
Ada yang bertanya : “Ya Rasulullah, apa itu isti’jal ?”. Jawab beliau : “Jika seseorang berkata:
“Aku sudah berdoa, memohon kepada Allah, tetapi Dia belum mengabulkan doaku”. Lalu ia merasa putus asa dan akhirnya meninggalkan doanya tersebut”. (Diriwayatkan oleh Muslim No.2735).
Keempat, berdoa yang isinya mengandung perbuatan dosa atau memutuskan silaturrahim. Sabda Rasulullah SAW:
Senantiasa doa seorang hamba akan dikabulkan selama ia tidak berdoa untukmeminta berbuat dosa, atau memutuskan silaturahim. (Diriwayatkan oleh Muslim no. 2735).
Dari Jabir r.a, dia berkata:
Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda:
“Tidaklah seseorang berdoa dengan sebuah doa, melainkan Allah memberikan kepadanya apa yang dia minta atau menolak keburukan darinya yang semisalnya, selama dia tidak berdoa untuk perbuatan dosa atau pemutusan hubungan kekerabatan.” (HR. At-Tirmizi no.3573 dan dinyatakan hasan oleh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’ no.5637).
Kelima, gemar melakukan maksiat dan perbuatan apa saja yang diharamkan Allah. Disebutkan dalam sebuah hadits bahwa doa yang bermanfaat untuk orang tua adalah doa anak sholeh, sebagaimana sabda Rasulullah SAW : Abu Hurairah r.a menuturkan bahwa, Rasulullah SAW bersabda:
“Apabila manusia meninggal dunia, maka terputus amalnya kecuali tiga perkara: shadaqah jariyah, atau ilmu yang bermanfaat, atau anak shalih yang mendoakannya.” (HR. Muslim: 3084)
Maka tentunya kesholehan seseorang itu mempengaruhi terkabulnya doa sebagaimana kemaksiatannya akan menghalangi doanya.
Seorang penyair berkata : “Bagaimana mungkin kita mengharap terkabulnya doa, sedangkan kita sudah menutup jalannya dengan dosa dan maksiat”.
Keenam, meninggalkan Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar serta meratanya perbuatan maksiat.
Rasulullah saw bersabda :
“Demi Dzat yang jiwaku di tangan-Nya, hendaklah kalian menyuruh yang ma’ruf dan mencegah kemungkaran atau (kalau tidak kalian lakukan), maka pasti Allah akan menurunkan siksa kepada kalian, hingga kalian berdoa kepada-Nya tetapi tidak dikabulkan” (Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi no.2169, Al-Baghawi dlm Syarhus-Sunnah 14/3453, & Ahmad no.23360).
Ketujuh, tidak bersungguh-sungguh dalam berdoa. Rasulullah SAW bersabda :
“Apabila seseorang dari kamu berdoa dan memohon kepada Allah, janganlah ia mengucapkan:
“Ya Allah, ampunilah dosaku jika Engkau kehendaki, sayangilah aku jika Engkau kehendaki, dan berilah rizki jika engkau kehendaki.” Akan tetapi, ia harus bersungguh-sungguh dalam berdoa. “Sesungguhnya Allah berbuat menurut apa yang Ia kehendaki dan tidak ada yang memaksa-Nya”. (Diriwayatkn Al-Bukhari no.7026].
Setelah kita berdoa dan berusaha mencari sebab untuk mendapatkan apa yang kita inginkan, kemudian misalnya Allah ta’ala belum mentaqdirkan doa kita terwujud, maka kita harus bersabar dan husnudzon, serta ridha bahwasannya Allah ta’ala mempunyai hikmah yang sangat besar. Allah ta’ala sangat sayang terhadap hamba-Nya dan seorang hamba tidak tahu tentang akibat urusannya.
Firman Allah Ta’ala :
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu,
padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai
sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu
tidak mengetahui”
(Q.S. Al Baqoroh :216)
No comments:
Post a Comment