Di dalam gua Tsur wajah Abu Bakar pucat, tegang. Langkah kaki para pemuda Quraisy terdengar begitu jelas dari dalam gua. Tak terasa tubuh Abu Bakar bergetar hebat, betapa tidak, dari celah gua ia mampu melihat para pemburu dari kaum Quraisy itu. Setengah berbisik berkata Abu Bakar kepada Rasulullah. “Wahai Rasulullah, bilamana salah satu dari mereka melihat ke bawah kedua kakinya, maka kita akan ketahuan.”.
Rasulullah memandang Abu Bakar penuh makna. Ditepuknya punggung sahabat dekatnya ini pelan sambil berujar “Janganlah engkau kira, kita hanya berdua. Sesungguhnya kita bertiga, dan yang ketiga adalah Allah. Jangan khawatir, Allah bersama kita.”. Peristiwa ini diabadikan dalam Quran Surat At Taubah ayat 40
“Saat itu dia (Nabi Muhammad) berkata kepada temannya,
“Janganlah berduka cita, sesungguhnya Allah bersama kita.” La Tahzan, Innallaha Ma’ana.
Ketika perasaan bersama Allah membuat tenang, maka tidak ada masalah yang besar. Yang ada hanya Allah Yang Maha Besar.
Setiap manusia pasti mempunyai masalah. Sering kali kita dihadapkan dengan ujian hidup. Ada yang begitu berat untuk dihadapi, ada pula yang begitu ringan untuk diselesaikan. Tapi satu hal yang perlu kita sadari, setiap manusia pasti mendapatkan ujian. Semua orang menghadapi masalahnya masing-masing.
Ada yang diuji dengan sakitnya , diuji dengan kesempitan hidup. cobaan hidup yang beruntun, kehilangan pekerjaan, rezeki seret, dizalimi orang, terlilit hutang. Bahkan tidak jarang pula diuji dengan harta, kekayaan dan jabatannya. Yang membedakan antara satu dengan yang lain adalah cara menghadapinya, seberapa cerdas menyikapinya, seberapa siap menghadapinya, dan seberapa bijak menyelesaikannya.
Tapi tenanglah, tegarlah, tentramkanlah hati karena Allah bersama kita. Karena di balik semua ujian yang ada , Allah berjanji tidak akan pernah memberikan ujian kepada kita dengan melampaui batas kemampuan dari umatnya, yang diabadikan dalam Alquran surah Al Baqarah ayat 286. “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya”.
Dalam ayat lainnya Allah juga berjanji bahwa bersama kesulitan ada kemudahan, “innama‘al ‘usri yusro…” Sesungguhnya bersama dengan kesulitan, ada kemudahan. Ma’al, bukan ba‘dal. Bersama, bukan sesudah.
Yang kita perlukan sekarang adalah melatih perasaan itu. Melatih perasaan bahwa ada Allah yang selalu mengawasi kita, ada Allah yang senantiasa memberikan pertolongan bagi hamba-hambaNya yang bersabar. Perasaan itulah yang perlu kita hadirkan saat masalah datang kepada kita. Sesungguhnya Allah bersama kita. La Tahzan, Innallaha Ma’ana.
Dari peristiwa Abu Bakar di atas pun, kita bisa belajar bagaimana kita seharusnya manjalani hidup ini, yaitu memilih teman yang mampu mengingatkan kepada Allah. Ketika perasaan takut, kalap, dalam menghadapi ujian hidup ada teman yang selalu mengingatkan kita kepada Allah.
Ketika wajah Abu Bakar pucat, tegang melihat pemuda Quraisy yang semakin mendekati mereka, yang sewaktu-waktu bisa ketahuan, ada Rasulullah yang memberikan ketenangan hati.. Ketika banyak masalah datang setidaknya ada yang memberikan ketenangan , agar kita tidak semakin terpuruk dan tenggelam terlalu dalam dengan masalah yang menghampiri kita.
Teman yang mampu memberikan ketenangan hati inilah,yang mampu mengingatkan kepada Allah, yang kita butuhkan ketika masalah datang. Seperti ucapan Rasulullah yang penuh makna kepada sahabatnya Abu Bakar. “Jangan khawatir, Allah bersama kita” Laa Tahzan, Innallaha Ma’ana.
Sehingga pada akhirnya ketika perasaan bersama Allah sudah ada pada diri kita. Ketika perasaan bersama Allah membuat tenang, maka tidak ada masalah yang besar. Yang ada hanya Allah Yang Maha Besar. “Janganlah berduka cita, sesungguhnya Allah bersama kita.” Laa Tahzan, Innallaha Ma’ana.
No comments:
Post a Comment