Laki-laki itu terlihat aneh. Kepalanya tidak rata, seperti tertebas sebelah.
“Kenapa kepala sampeyan begitu, Pak?” kata Ustadz Anwar setelah berkenalan dengan pria itu.
“Alhamdulillah Ustadz. Ini blai slamet.
Setahun lalu saya dan tiga orang lainnya ditabrak mobil. Yang tiga
orang itu meninggal di tempat. Saya luka parah hingga tak sadarkan
diri.”
“Dirawat di
RSUD Ibnu Sina nggak ngatasi, kemudian dirujuk ke RSUD Dr Soetomo. Saya
mengalami pendarahan otak yang luar biasa, sampai koma sekitar tiga
bulan,” Pria itu cukup panjang melanjutkan ceritanya. Ustadz Anwar
menyimak dengan seksama sembari sesekali menganggukkan kepala.
“Alhamdulillah,
akhirnya otak saya bisa diselamatkan. Namun dengan konsekuensi
tempurung kepala saya yang sebelah ini dihilangkan. Jadi sekarang ini
yang ini nggak pakai tempurung kepala. Makanya terlihat tepos dan kalau disentuh rasanya lunak karena di bawah itu langsung otak,” imbuhnya sambil menunjukkan bagian kepalanya yang tampaktepos.
“Lama sekali ya Pak komanya. Waktu koma itu, sampeyan merasakan apa Pak?”
“Nah, itu
ustadz. Pengalaman yang luar biasa, yang tidak mungkin saya dapatkan
kalau saya tidak mengalami kecelakaan. Sampai sekarang terus
membekas..,” ia mengambil nafas sebelum melanjutkan ceritanya, “Saat
saya koma, saya mendapati diri saya berada dalam sebuah ruangan kosong
yang seluruhnya berwarna putih. Seperti putihnya cahaya. Kanan, kiri,
depan, belakang, bahkan atas dan bawah juga putih. Yang aneh, di depan
ada dua pintu dan dua penjaga. Yang satu tampak pintu itu dijaga seorang
yang tampan, teduh wajahnya, lembut sorot matanya dan tampak ramah.
Yang satu lagi hitam, sangar, menakutkan dan tampak pemarah. Lalu ada
yang memperingatkan saya, ‘jangan ke sana, kalau kamu ke sana, kamu
tidak bisa kembali.’ Alhamdulillah saya tidak mendekati pintu itu dan
justru jatuh ke lubang lain. Setelah itu saya sadar dari koma.”
“Masya Allah...
Benar-benar pengalaman spiritual yang luar biasa Pak. Itu membuktikan
kalau alam barzakh benar-benar ada. Sampeyan perlu bersyukur dan
memperbanyak ibadah karena sudah diberi kesempatan oleh Allah. Misalnya
sampeyan waktu itu meninggal seperti teman-teman, bagaimana Pak?”
“Iya ustadz, alhamdulillah... semoga bisa lebih baik lagi di sisa umur saya ini. Alhamdulillah...”
No comments:
Post a Comment