Wednesday, 24 February 2016

Mengawasi Orang Lain Atau SAIKO??

" Jangan Mengawasi orang lain , jangan mengintai geraknya , jangan membuka aibnya , jangan menyelidikinya , sibuklah dengan diri kalian , perbaiki aib mu , karena kamu akan ditanya ( Oleh ALLAH ) tentang dirimu , bukan tentang orang lain
( Sayyidina ali bin abi thalib r.a )

PSIKOLOGI MANAJEMEN

MANAJEMEN
1. Apa itu manajemen?
Definisi Manajemen
Manajemen berasal dari bahasa Inggris “management” dengan kata kerja to manage yang secara umum berarti mengurusi. Dalam arti khusus manajemen dipakai bagi pimpinan dan kepemimpinan, yaitu orang-orang yang melakukan kegiatan memimpin, disebut “manajer”.
Untuk mengartikan dan mendefisikan manajemen dari berbagai literartur dapat dilihat dari tiga pengertian, yaitu :
  1. Manajemen sebagai suatu proses
  2. Manajemen sebagai suatu kolektivitas manusia
  3. Manajemen sebagai ilmu dan manajemen sebagai seni
A. Manajemen Sebagai Suatu Proses
Melihat bagaimana cara orang mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan terlebih   dahulu. Pengertian manajemen sebagai suatu proses dapat dilihat menurut:
1.  George R.Terry
Manajemen adalah cara pencapaian tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu melalui kegiatan orang lain.
2.  Haiman
Manajemen adalah fungsi untuk mencapai suatu tujuan melalui orang lain, mengawasi usaha-usaha yang dilakukan individu untuk mencapai tujuan.
3.  Stoner
Stoner mendefinisikan manajemen sebagai suatu proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin dan mengawasi usaha-usaha dari anggota organisasi dan sumber-sumber organisasi lainnya untuk mancapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
4.   Mary Parker Follet
Mendefinisikan manajemen sebagai suatu seni untuk melakukan sesuatu melalui orang lain.
B. Manajemen Sebagai Suatu Kolektivitas
Yaitu merupakan suatu kumpulan orang-orang yang bekerja sama untuk untuk mencapai tujuan bersama. Kumpulan orang-orang disini menunjukan adanya tingkatan kepemimpinan (pimpinan atas, menengah dan bawah). Pendapat ini dikemukakan oleh Henry Fayol.
C. Manajemen Sebagai Ilmu dan Seni
Manajemen sebagai suatu ilmu karena telah dipelajari sejak lama dan menjelaskan tentang gejala-gejala, gejala-gejala diteliti dengan menggunakan metode ilmiah, yaitu menggunakan bantuan disiplin ilmu lainnya seperti ilmu sosial, filsafat, matematik dan statistic dan lain sebagainya.
Dalam praktek, istilah manajemen dipakai dalam organisasi yang lebih besar dan berdiri sendiri dan dapat dibedakan dengan jelas dari organisasi lain.
KEPEMIMPINAN
1. Apa itu kepemimpinan
Secara sederhana, apabila berkumpul tiga orang atau lebih kemudian salah seorang di antara mereka “mengajak” teman-temannya untuk melakukan sesuatu, Pada pengertian yang sederhana orang tersebut telah melakukan “kegiatan memimpin”, karena ada unsur “mengajak” dan mengkoordinasi, ada teman dan ada kegiatan dan sasarannya. Tetapi, dalam merumuskan batasan atau definisi kepemimpinan ternyata bukan merupakan hal yang mudah dan banyak definisi yang dikemukakan para ahli tentang kepemimpinan yang tentu saja menurut sudut pandangnya masing-masing.
Beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli sebagai berikut :
  1. Koontz & O’donnel, mendefinisikan kepemimpinan sebagai proses mempengaruhi sekelompok orang sehingga mau bekerja dengan sungguh-sungguh untuk meraih tujuan kelompoknya.
  2. Wexley & Yuki (1977), kepemimpinan mengandung arti mempengaruhi orang lain untuk lebih berusaha mengarahkan tenaga, dalam tugasnya atau merubah tingkah laku mereka.
  3. Georger R. Terry, kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi orang-orang untuk bersedia berusaha mencapai tujuan bersama.
  4. Pendapat lain, kepemimpinan merupakan suatu proses dengan berbagai cara mempengaruhi orang atau sekelompok orang.
Dari keempat definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa sudut pandangan yang dilihat oleh para ahli tersebut adalah kemampuan mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan bersama.
Definisi lain, para ahli kepemimpinan merumuskan definisi, sebagai berikut:
  1. Fiedler (1967), kepemimpinan pada dasarnya merupakan pola hubungan antara individu-individu yang menggunakan wewenang dan pengaruhnya terhadap kelompok orang agar bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan.
  2. John Pfiffner, kepemimpinan adalah kemampuan mengkoordinasikan dan memotivasi orang-orang dan kelompok untuk mencapai tujuan yang di kehendaki.
  3. Davis (1977), mendefinisikan kepemimpinan adalah kemampuan untuk mengajak orang lain mencapai tujuan yang sudah ditentukan dengan penuh semangat.
  4. Ott (1996), kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai proses hubungan antar pribadi yang di dalamnya seseorang mempengaruhi sikap, kepercayaan, dan khususnya perilaku orang lain.
  5. Locke et.al. (1991), mendefinisikan kepemimpinan merupakan proses membujuk orang lain untuk mengambil langkah menuju suatu sasaran bersama Dari kelima definisi ini, para ahli ada yang meninjau dari sudut pandang dari pola hubungan, kemampuan mengkoordinasi, memotivasi, kemampuan mengajak, membujuk dan mempengaruhi orang lain.
Dari beberapa definisi di atas, ada beberapa unsur pokok yang mendasari sudut pandang dan sifat-sifat dasar yang ada dalam merumuskan definisi kepemimpinan, yaitu:
a. Unsur-unsur yang mendasari
Unsur-unsur yang mendasai kepemimpinan dari definisi-definis yang dikemukakan di atas, adalah:
[1] Kemampuan mempenga ruhi orang lain [kelom pok/bawahan
[2] Kemampuan mengarahkan atau memotivasi tingkah laku orang lain atau kelompok.
[3] Adanya unsur kerja sama untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
b. Sifat dasar kepemimpinan
Sifat-sifat yang mendasari kepemimpinan adalah kecakapan memimpin. Paling tidak, dapat dikatakan bahwa kecakapan memimpin mencakup tiga unsur kecakapan pokok, yaitu:
(1) Kecakapan memahami individual, artinya mengetahui bahwa setiap manusia mempunyai daya motivasi yang berbeda pada berbagai saat dan keadaan yang berlainan.
(2) Kemampuan untuk menggugah semangat dan memberi inspirasi.
(3) Kemampuan untuk melakukan tindakan dalam suatu cara yang dapat mengembangkan suasana (iklim) yang mampu memenuhi dan sekaligus menimbulkan dan mengendalikan motivasi-motivasi (Tatang M. Amirin, 1983:15).
Pendapat lain, menyatakan bahwa kecakapan memimpin mencakup tiga unsure pokok yang mendasarinya, yaitu :
(1) Seseorang pemimpin harus memiliki kemampuan persepsi sosial (sosial perception).
(2) Kemampuan berpikir abstrak (abilitiy in abstrakct thinking).
(3) Memiliki kestabilan emosi (emosional stability).
Kemudian dari definisi Locke, yang dikemukakan di atas, dapat dikategorikan kepemimpinan menjadi 3 [tiga] elemen dasar, yaitu:
(1) Kepemimpinan merupakan suatu konsep relasi [relation consept], artinya kepemimpinan hanya ada dalam relasi dengan orang lain, maka jika tiadak ada pengikut atau bawahan, tak ada pemimpin. Dalam defines Locke, tersirat premis bahwa para pemimpin yang efektif harus mengetahui bagaimana membangkitkan inspirasi dan berelasi dengan para pengikut mereka.
(2) Kepemimpinan merupakan suatu proses, artinya proses kepemimpinan lebih dari sekedar menduduki suatu otoritas atau posisi jabatan saja, karena dipandang tidak cukup memadai untuk membuat seseorang menjadi pemimpin, artinya seorang pemimpin harus melakukan sesuatu. Maka menurut Burns [1978], bahwa untuk menjadi pemimpin seseorang harus dapat mengembangkan motivasi pengikut secara terus menerus dan mengubah perilaku mereka menjadi responsive.
oleh karena itu
Kepemimpinan lebih berhubungan dengan efektivitas sedangkan memanagemeni lebih berhubungan dengan efisiensi.
Bennis mengatakan:
Pemimpin do the right things, sedangkan manager do the things right.
Kepemimpinan penting bagi manager: manager merupakan pemimpin, tapi sebaliknya pemimpin tidak perlu menjadi manager.
Dengan demikian teori kepemimpinan dapat diterapkan pada jabatab manager.
Kepemimpinan merupakan yang meliputi segala macam situasi yang dinamis yang berisikan:
  1. Seorang manager mempunyai wewenang untuk memimpin.
  2. Bawahan yang dipimpin, yang membantu manager sesuai dengan tugas mereka masing2.
  3. Tujuan atau sasaran yang harus dicapai oleh manager bersama dengan bawahannya.
Tidak ada suatu gaya kepemimpinan yang efektif untuk setiap situasi kepemimpinan/managemen, kerena setiap situasi menuntut adanya gaya kepemimpinan tertentu.

No comments:

Post a Comment