Sunday, 28 February 2016

Waktu-Waktu Mustajab Doa Cepat Makbul

berdoa kepada allah,berdoalah kepada allah,berdoa dalam sujud,berdoalah kepadaku,berdoa ketika haid,berdoalah,berdoa untuk orang lain,berdoa ketika sujud,berdoa di jabal rahmah
Alhamdulilllah, segala puji hanya milik Allah SWT, Rabb semesta alam ini. Dialah Yang Maha Mengetahui keadaan hamba-Nya. Dia pulalah Yang Maha Mengetahui segala keperluan hamba-Nya. Dia juga mengetahui bahawa para hamba-Nya lemah dan sangat memerlukan terhadap pertolongan. Oleh kerana itu, Dia memerintahkan para hamba-Nya untuk berdoa kepada-Nya, sekaligus berjanji akan mengabulkan doa dan permohonan mereka kepada-Nya apabila terpenuhi syarat-syarat dan adab-adabnya. Allah SWT berfirman (yang ertinya) :
“Dan Rabbmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, nescaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku (berdoa kepada-Ku) akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina.” (Al-Mu’min: 60)
Muslimin Muslimat sekalian..
Semoga Allah SWT sentiasa mencurahkan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya kepada kita semua. Pada dasarnya, kita boleh berdoa bila-bila masa dan di mana saja. Akan tetapi, di sana ada waktu-waktu tertentu yang mempunyai nilai kelebihan untuk dikabulkan doa. Diantara waktu-waktu tersebut adalah:
Malam (lailatul) Qadar
‘Aisyah r.anha pernah bertanya kepada Rasulullah SAW : “Wahai Rasulullah, apa petunjukmu bila aku mendapati malam (laitul) Qadar itu, apa yang harus aku ucapkan?” Baginda SAW menjawab : Ucapkanlah (doa):
“Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf, mencintai perbuatan memberi maaf, maka maafkanlah aku.” (HR. At-Tirmidzi, Ahmad, dan An-Nasa`i dalam Al-Kubra)
Di sepertiga malam yang akhir dan di waktu sahur
Allah SWT menyebutkan salah satu sifat para hamba-Nya yang beriman dalam firman-Nya (ertinya):
“Dan pada waktu akhir malam (waktu sahur) mereka memohon ampun.” (Adz-Dzariyat: 18)
Abu Hurairah r.a menyatakan bahawa Rasulullah SAW pernah bersabda :
“Rabb kita Yang Maha Tinggi turun setiap malam ke langit dunia ketika tersisa sepertiga malam yang akhir seraya berfirman: “Siapa yang berdoa kepada-Ku nescaya Aku mengabulkan doanya. Siapa yang meminta kepada-Ku niscaya Aku berikan apa yang dimintanya. Siapa yang minta ampun kepada-Ku maka aku akan mengampuninya.” (HR. Ibnu Majah dan Ahmad)
Di akhir shalat fardhu
Abu Umamah Al-Bahili r.a berkata: “Pernah ada yang bertanya kepada Rasulullah SAW : “Wahai Rasulullah, doa apakah yang didengarkan (dikabulkan)?” Baginda SAW menjawab :
“Doa yang dipohonkan di tengah malam yang akhir dan di akhir shalat wajib.” (HR. At-Tirmidzi dan An-Nasa`i dalam Al-Kubra)
Para ulama berbeza pendapat tentang apa yang dimaksud dengan kata ((??????)) dalam hadits diatas. Apakah maksudnya sebelum salam atau setelah salam dari shalat?
Al-Imam Ibnul Qayyim rah.a berkata dalam kitabnya, Zadul Ma’ad, 1/378:
“…boleh jadi maksudnya sebelum salam dan boleh jadi setelahnya. Ibnu Taimiyyah rah.a menguatkan pendapat yang menyatakan sebelum salam.”
Sedangkan Asy-Syaikh Ibnu ’Utsaimin rah.a berpandangan di akhir setiap shalat fardhu adalah sebelum salam, sehingga doa itu dipanjatkan setelah selesai membaca tasyahhud akhir dan shalawat sebelum mengucapkan salam sebagai penutup ibadah shalat. Beliau rah.a berkata: “Riwayat yang menyebutkan adanya doa yang dibaca sebelum salam. Sedangkan dzikir yang dinyatakan untuk dibaca setelah selesainya shalat melalui firman Allah SWT (ertinya): “Apabila kalian telah selesai dari mengerjakan shalat, berdzikirlah kalian kepada Allah dalam keadaan berdiri, duduk ataupun berbaring di atas lambung-lambung kalian.” (An-Nisa`: 103)
Antara adzan dan iqamah
Anas bin Malik r.a berkata: “Rasulullah SAW bersabda :
“Tidak tertolak doa yang dipanjatkan antara adzan dan iqamah.” (HR. Abu Dawud)
Satu waktu di malam hari
Jabir r.a berkata: “Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya pada malam hari ada satu waktu yang tidaklah bersamaan dengan itu seorang muslim meminta kepada Allah kebaikan dari perkara dunia dan akhirat, melainkan Allah akan mengabulkan permintaan tersebut, dan itu ada di setiap malam.” (HR. Muslim dan Ahmad)
Al-Imam An-Nawawi rah.a ketika menjelaskan hadits di atas mengatakan: “Pada hadits tersebut terkandung adanya penetapan satu waktu mustajab pada setiap malam, dan anjuran untuk berdoa di waktu-waktu malam dengan harapan bertepatan dengan waktu mustajab tersebut.” (Al-Minhaj, 3/95)
Ketika terbangun di waktu malam
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Barangsiapa yang terbangun di waktu malam lalu mengucapkan (artinya) : ‘Tidak ada Illah yang berhak di sembah dengan benar selain Allah. Tidak ada sekutu baginya dan Dialah yang memiliki kekuasaan dan pujian dan Dia berkuasa atas segala sesuatu. Segala puji bagi Allah. Maha Suci Allah, Tidak ada Illah yang berhak disembah dengan benar selain Allah. Allah Maha Besar. Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah -Subhanahu wa Ta`ala.” Kemudian mengucapkan (artinya) : “Ya Allah, ampunilah aku”
Atau berdoa, maka dikabulkan (doanya). Dan jika berwudhu’ kemudian melaksanakan shalat maka shalatnya diterima.” (HR. Al-Bukhari)
Sebahagian ulama mengatakan: “Dalam keadaan seperti ini lebih diharapkan terkabulkannya doa begitu juga diterimanya shalat dibandingkan waktu/keadaan yang lainnya.” (Lihat Tuhfatul Ahwadzi, 8/311)
Ketika dikumandangkannya adzan dan dirapatkannya barisan, berhadapan dengan barisan musuh di medan tempur
Sahl bin Sa’d r.a berkata : Rasulullah SAW bersabda : “Dua waktu/keadaan yang di dalamnya dibukakan pintu-pintu langit dan jarang sekali tertolak doa yang dipanjatkan ketika itu, iaitu saat diserukan panggilan shalat (adzan) dan saat berada dalam barisan di jalan Allah (ketika berhadapan dengan musuh di medan perang).” (HR. Ibnu Hibban dan Al-Baihaqy dalam Al-Kubra)
Suatu waktu pada hari Jumaat
Abu Hurairah r.a berkata bahawa Rasulullah SAW menyebut tentang hari Jumaat, Baginda bersabda :
“Sesungguhnya di hari Jumaat itu ada suatu waktu yang tidaklah waktu tersebut bertepatan dengan seorang muslim yang sedang melaksanakan shalat, lalu meminta kepada Allah suatu kebaikan, kecuali pasti Allah akan mengabulkannya.” Baginda SAW mengisyaratkan dengan tangannya untuk menunjukkan singkatnya waktu tersebut. (Muttafaqun ‘alaihi)
Ulama berbeza pendapat tentang batasan waktunya. Ada yang mengatakan waktunya adalah ketika masuknya khatib ke masjid. Ada yang mengatakan ketika matahari telah tergelincir, ada yang mengatakan setelah shalat Asar, dan ada pula yang mengatakan waktunya dari terbit fajar sampai terbit matahari. (Al-Minhaj, 6/379)
Al-Imam Ibnul Qayyim rah.a dalam Zadul Ma’ad (1/378), berpendapat bahwa pendapat yang lebih tepat dalam permasalahan ini adalah bahawa waktunya setelah shalat Asar, berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Sesungguhnya pada hari Jumaat itu ada suatu waktu yang tidaklah seorang hamba muslim memohon suatu kebaikan kepada Allah, kecuali pasti Allah akan mengabulkannya, dan waktunya adalah setelah shalat Asar.” (HR. Ahmad)
Ketika sujud
Abu Hurairah r.a berkata: “Rasulullah SAW bersabda :
“Paling dekatnya seorang hamba dengan Rabbnya adalah ketika ia sedang sujud, maka perbanyakkanlah oleh kamu doa ketika sedang sujud.” (HR. Muslim)
Doa pada hari Arafah
Rasulullah SAW bersabda :
“Sebaik-baik doa adalah doa pada hari Arafah.” (HR. At-Tirmidzi dan Al-Baihaqy)
Penutup
Muslimin Muslimat sekalian…
Doa adalah termasuk dalam ibadah. Oleh kerana itu, sudah semestinya kita mencukupkan dengan apa-apa yang telah dicontohkan oleh junjungan dan suri tauladan kita, Nabi Muhammad SAW dalam pelaksanaannya. Sebagai contoh, jika kita mahu menggunakan pembukaan ketika hendak berdoa, maka bukalah doa tersebut dengan pembukaan yang syar’i (yang dituntunkan oleh Rasulullah SAW). Bukan dengan pembukaan-pembukaan yang tidak syar’i (yang tidak ada tuntunannya), kerana akibatnya binasa, doa kita boleh jadi tidak dikabulkan. Disisi lain, kita boleh menuai dosa kerana telah mengadakan perkara yang baru dalam urusan  agama.
Wallahu a’lam…

No comments:

Post a Comment