Tidak sedikit orang yang mempunyai problem, ia meluahkan dilaman sosial seperti facebook, twitter dan lain2 sehingga semua manusia mengetahuinya. Ada pula yang status upated-nya adalah kesusahan hidup, seakan-akan tiada hari tanpa kebahagiaan. Semua yang ditulisnya adalah situasi mennyedihkan dalam hidupnya. Masalah-masalah dengan teman, keluarga dan pekerjaan bahkan masalah rumahtangga pun diceritakannya. Tak peduli apakah itu aib atau bukan.
Sesungguhnya semua masalah itu tidak sepatutnya disebar dan diceritakan
kepada setiap orang. Cukup semua perkara yang dihadapi seorang muslim
hanya diluahkankan kepada Allah ‘Azza wa Jalla. Seorang muslim hanya
boleh menampakkan kelemahannya di hadapan Allah, tidak kepada makhluk
yang sama-sama lemah. Oleh kerana itu kita memiliki dzikir لَا حَوْلَ وَ
لَا قوَّةّ إِلَّا بِا الله yang maknanya adalah tidak ada daya untuk
menghindari kemaksiatan dan upaya untuk melakukan ketaatan kecuali
kekuatan dari Allah.
Lihatlah Nabi Ya’qub ‘alaihissalam ketika menghadapi kesedihan berupa kehilangan puteranya, Yusuf, sehingga anak-anaknya yang lain mengiranya akan bertambah sakit dan sedih. Maka dengarlah jawaban Nabi Ya’qub yang perlu diteladani setiap muslim,“Dia (Ya’qub) menjawab: “Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku.” (QS Yusuf: 86)
Benar la.. jika seseorang mengadukan kesedihan serta kesulitan kepada manusia, maka itu akan meringankan kesedihan terdebut. Namun apabila seseorang mengadukan kesedihan itu kepada Allah, itu lah yang akan bermanfaat baginya. Bagaimana tidak? Sedangkan Allah Ta’ala telah menjanjikan hal itu dalam firmanNya.,“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku.” [QS Al Baqarah: 186]
Maka, sesungguhnya ilmu Allah itu meliputi segala sesuatu, tidak ada sesuatu pun yang samar baginya.Jika Allah begitu dekatnya, maka tidak perlu lagi mengeluhkan problem kepada selain-Nya. Kerana, “Bukankah Allah itu cukup untuk hamba-Nya.” [QS Az Zumar: 36]
Lihatlah Nabi Ya’qub ‘alaihissalam ketika menghadapi kesedihan berupa kehilangan puteranya, Yusuf, sehingga anak-anaknya yang lain mengiranya akan bertambah sakit dan sedih. Maka dengarlah jawaban Nabi Ya’qub yang perlu diteladani setiap muslim,“Dia (Ya’qub) menjawab: “Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku.” (QS Yusuf: 86)
Benar la.. jika seseorang mengadukan kesedihan serta kesulitan kepada manusia, maka itu akan meringankan kesedihan terdebut. Namun apabila seseorang mengadukan kesedihan itu kepada Allah, itu lah yang akan bermanfaat baginya. Bagaimana tidak? Sedangkan Allah Ta’ala telah menjanjikan hal itu dalam firmanNya.,“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku.” [QS Al Baqarah: 186]
Maka, sesungguhnya ilmu Allah itu meliputi segala sesuatu, tidak ada sesuatu pun yang samar baginya.Jika Allah begitu dekatnya, maka tidak perlu lagi mengeluhkan problem kepada selain-Nya. Kerana, “Bukankah Allah itu cukup untuk hamba-Nya.” [QS Az Zumar: 36]
No comments:
Post a Comment