Monday, 30 May 2016

7 Jenis Wanita

Ketahui umun,wanita zaman sekarang lagi ramai dari lelaki,jangan ingat pun nak cerita lelaki boleh kahwin ramai,ni nak cerita kenapa dan jenis wanita yang sering kali dicerai oleh suami mereka.
Rasulullah s.a.w bersabda, "Mahukah kamu keberitahu suatu harta simpanan (perhiasan) yang sangat baik? Iaitu wanita solehah, yang apabila kamu melihatnya, ia menyeronokkan. Apabila kamu perintah, dia patuh. Dan apabila ditinggal pergi, dia selalu menjaga diri dan harta suaminya." - (Riwayat Abu Dawud)
Kalau dilihat dia menyenangkan, itu disebabkan budi yang luhur, pakaian bersih, dandanan yang serasi di hadapan suaminya & berusaha yang terbaik untuk tampil menarik hanya di depan suami & anak-anaknya.
Jika diperintahkan, dia akan patuh, menunjukkan ketaatan & baktinya pada suaminya. Dia ingin selalu memberikan kepuasan bagi suaminya.
Sentiasa memelihara diri & harta suaminya, menggambarkan betapa besar kekuatan agama & ketebalan imannya terhadap Allah s.w.t dan Rasul-Nya. Apabila suaminya tidak ada, dia tetap memelihara kehormatan diri dan harta suaminya.
Bila seorang wanita tidak solehah & mempunyai sifat atau kebiasaan yang buruk, suka menyusahkan suaminya tentulah itu bukan perhiasan bagi seorang suami. Bahkan, boleh jadi suami tidak suka bersamanya, kemudian menceritakannya.
Jika engkau, wahai isteri menginginkan rumah tangga yang bahagia di dunia & akhirat, buanglah jauh-jauh dari dirimu tujuh sifat tersebut. Jika tidak, engkau celaka di dunia dan akhirat .
Berikut ini tujuh jenis wanita yang sering diceraikan suami.
1. Tidak punya rasa malu . Yang tidak malu melakukan hal-hal yang dilarang Allah s.w.t. Dia jauh dari sifat takwa dan banyak melakukan maksiat.
2. Ausyarah (kotor) iaitu tidak pandai mengatur rumah, malas mengemas diri, dan malas melakukan apa-apa sehingga dirinya, anak-anak dan rumahnya kotor dan tidak menyenangkan.
3. Asysyakasah (berani/mencabar) iaitu suka membebankan suaminya di luar kemampuannya sehingga mendorong suami melakukan hal hal yang dimurkai Allah s.w.t.
4. Innah (berani/mencabar) yang tidak mahu diperintah suaminya untuk melakukan hal-hal yang baik. Berani melanggar apa yang diperintahkan, bahkan menentang si suami dengan tetap melakukan maksiat.
5. Bitnah (mementingkan isi perut dan banyak menuntut) yang tidak suka berinfak dan enggan mengeluarkan zakat. Selalu terkumpul harta kekayaan dan mengenyangkan perut dengan makanan-makanan yang tiada habisnya. Tidak terlintas dibenaknya untuk menyumbangkan kepada fakir miskin dan anak yatim. Untuk memenuhi segala keinginan nafsunya, dia mendorong suaminya untuk melakukan hal-hal yang boleh mendatangkan kemurkaan Allah s.w.t.
6. Bahriyah (mendorong suami untuk berbuat jahat) iaitu selalu menghalang suami untuk berbuat baik. Jika melihat suami menyisihkan beberapa peratus dan pendapatan untuk zakat dan infak, dia sibuk mencerca dan mengadu pada suami tentang keadaan ekonomi rumah tangga, keperluan anak yang semakin membesar, pakaian yang telah koyak, kasut yang telah usang dan sebagainya sehingga suami menjadi ragu- ragu.
7. Tidak aktif iaitu malas berbuat apa-apa. Tidak mempunyai keinginan untuk menambah ilmu duniawi maupun ukhrawi .

Sunday, 29 May 2016

sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan

Ada seseorang yang susahbangkit dari keterpurukan setelah di PHK. Dia mau mencari kerja, umur sudah tidak muda lagi. Dia mau menjalankan bisnis, tetapi sudah berkali-kali mencoba tidak ada satu pun yang berjalan terus. Dia selalu berhenti di tengah jalan.

Apa yang menjadikan dia selalu berhenti? Sederhana, karena dia begitu akrab dengan kata susah atau sulit. Dia berkata bahwa dia sudah berusaha, tapi ternyata sulit. “Ternyata susah juga untuk membangun bisnis.” Dan berbagai komentar lainnya yang bernada sulit.

Dia meminta nasihat kepada saya. Saya berikan beberapa nasihat. Apa jawabannya? Tidak lepas dari dua kata itu:
“Susah.”
“Sulit.”
Saya mencoba untuk memberikan inspirasi yang bercerita tentang seseorang yang berhasil membangun bisnis dengan berawal 1 buah gerobak bakso menjadi ratusan gerobak bakso. Saya jelaskan kalau orang ini merangkak dari nol dan sampai akhirnya berhasil.
Apa reaksi dia? Dia berkata:
“Saya sering mendengar cerita keberhasilan. Tapi sayang tidak diceritakan susahnya membangun bisnis.”
Dia terus berkata susah, sulit, susah, sulit, tidak mudah, dan sebagainya. Banyak orang yang seperti ini!
Jika Anda termasuk orang yang seperti ini, saya mau bertanya.
“Memang susah. Memang tidak mudah. Memang sulit. Lalu?”
Sahabat, coba pikirkan. Jika bisnis itu mudah. Tentu akan banyak sekali orang yang berbisnis dan kaya raya. Pada kenyataanya memang sedikit sekali orang yang mau berbisnis dan bertahan di bisnis. Karena memang, bisnis itu susah, bisnis itu sulit, dan perlu kerja keras untuk menjalankannya. Bisnis memang hanya untuk orang yang berani, tekun, sabar, dan mau kerja keras sampai berhasil.
Sekarang, pilihan Anda. Apakah mau melewati masa susah membangun bisnis atau tidak?
Jika Anda punya kemauan, maka ambillah tindakan. Jika susah, Anda bisa belajar. Jika tidak tahu, Anda bisa mencari tahu. Jika lama, Anda bisa bersabar. Jika tidak punya modal, Anda bisa mencari modal. Jika tidak bisa mencari modal, Anda bisa belajarmencari modal. Allah sudah memberikan potensi kepada Anda. Anda punya hati, Anda punya akal, dan Anda punya energi. Gunakanlah.
Memang akan banyak menghadapi masalah. Tapi Allah sudah memberikan akal kepada kita untuk mengatasi masalah. Memang perlu kerja keras, tapi Allah sudah memberikan tangan dan kaki kepada kita untuk bekerja keras. Allah sudah memberikan sistem pencernaan yang bisa mengubah makanan menjadi energi. Apa lagi yang kurang?
Sahabat, jangan berhenti karena susah. Kita sudah diberik potensi yang dahsyat oleh Allah untuk mengatasi kesulitan yang kita hadapi. Kesulitan memang untuk kita hadapi, untuk kita lewati, sebab kemudahan akan datang setelah kesulitan.
Kelapangan itu (datang) setelah kesempitan serta bahwa kemudahan itu (datang) setelah kesulitan.” (HR Ahmad)
Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS Alam Nasyrah:5-6)

1 Kesulitan Mustahil Mengalahkan 2 Kemudahan

Satu kesulitan mustahil mengalahkan dua kemudahan.”
Para pembaca pasti sudah seringkali mendengar ayat berikut,
فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Alam Nasyroh: 5)
Ayat ini pun diulang setelah itu,
إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Alam Nasyroh: 6).
Kita sering mendengar ayat ini, namun kadang hati ini lalai, sehingga tidak betul-betul merenungkannya. Atau mungkin kita pun belum memahaminya. Padahal jika ayat tersebut betul-betul direnungkan sungguh luar biasa faedah yang dapat kita petik. Jika kita benar-benar mentadabburi ayat di atas, sungguh berbagai kesempitan akan terasa ringan dan semakin mudah kita pikul. Marilah kita coba merenungkan bagaimanakah tanggapan para pakar tafsir mengenai ayat di atas.
Al Hasan Al Bashri mengatakan bahwa ketika turun surat Alam Nasyroh ayat 5-6, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,  “Kabarkanlah bahwa akan datang pada kalian kemudahan. Karena Satu kesulitan tidak mungkin mengalahkan dua kemudahan.”
Perkataan yang sama disampaikan oleh Qotadah. Qotadah mengatakan, “Diceritakan pada kami bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah memberi kabar gembira pada para sahabatnya dengan ayat di atas, lalu beliau mengatakan, “Satu kesulitan tidak mungkin mengalahkan dua kemudahan.(Lihat Tafsir Ath Thobari, 24/496)
Sahabat mulia, ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu pernah berkata, “Seandainya kesulitan masuk ke dalam suatu lubang, maka kemudahan pun akan mengikutinya  karena Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.(Dikeluarkan oleh Ath Thobari dalam tafsirnya, 24/496)
Ibnul Mubarok berkata dalam “Al Jihad” bahwa ‘Umar bin Al Khottob pernah menulis surat kepada Abu ‘Ubaidah yang baru tiba di Syam dan dihadang oleh musuh kala itu. Isi tulisan ‘Umar adalah, “Amma ba’du, tidaklah Allah menurunkan kesulitan pada seorang mukmin melainkan setelah itu Allah akan datangkan kegembiraan padanya. Karena ingatlah, satu kesulitan mustahil mengalahkan dua kemudahan.” Kemudian dalam surat tersebut ‘Umar menyebutkan ayat (yang artinya), “Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung.” (QS. Ali Imron: 200) (Lihat Siyar A’lam An Nubala, 1/15 dan Tarikh Dimasyq, 25/477)
Berbagai riwayat di atas, semuanya menerangkan maksud yang sama yaitu di balik kesulitan ada kemudahan yang begitu dekat. Itulah maksud dari perkataan “satu kesulitan mustahil mengalahkan dua kemudahan”. Kemudahan akan terus mengikuti kesulitan dalam keadaan sesulit apa pun. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan.” (QS. Ath Tholaq: 7). Ibnu Katsir mengatakan, “Janji Allah itu pasti, tidak mungkin Allah menyelisihinya” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 14/42)
Yakinlah bahwa dibalik setiap kesulitan pasti ada kemudahan yang begitu dekat. Mujahid mengatakan, “Kemudahan akan senantiasa mengikuti kesulitan” (Dikeluarkan oleh Ath Thobari, 24/497)
Tawakkal Jadi Sebab Utama Keluar dari Kesempitan
Di awal-awal kesulitan, kadang belum datang pertolongan atau jalan keluar. Namun ketika kesulitan semakin memuncak, semakin di ujung tanduk, maka setelah itu datanglah kemudahan. Mengapa demikian? Karena di puncak kesulitan, hati sudah begitu pasrah. Hati pun menyerahkan seluruhnya pada Allah, Rabb tempat bergantung segala urusan. Itulah hakekat tawakkal. Tawakkal dengan bersandarnya hati pada Allah-lah, itulah sebab semakin mudahnya mendapatkan jalan keluar dari kesulitan yang ada.
Ibnu Rajab Al Hambali rahimahullah berkata, “Jika kesempitan itu semakin terasa sulit dan semakin berat, maka seorang hamba jadi putus asa. Demikianlah keadaan hamba ketika tidak bisa keluar dari kesulitan. Ketika itu, ia pun menggantungkan hatinya pada Allah semata. Akhirnya, ia pun bertawakkal pada-Nya. Tawakkal inilah yang menjadi sebab keluar dari kesempitan yang ada. Karena Allah sendiri telah berjanji akan mencukupi orang yang bertawakkal pada-Nya. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.” (QS. Ath Tholaq: 3)” (Jaami’ul wal Hikam, 238)
Butuh Adanya Kesabaran
Setelah kita mengetahui berita gembira bagi orang yang mendapat kesulitan dan kesempitan yaitu akan semakin dekat datangnya kemudahan, maka sikap yang wajib kita miliki ketika itu adalah bersabar dan terus bersabar. Artinya, ketika sulit, hati dan lisan tidak berkeluh kesah, begitu pula anggota badan menahan diri dari perilaku emosional seperti menampar pipi dan merobek baju sebagai tanda tidak ridho dengan ketentuan Allah (Lihat ‘Uddatush Shobirin wa Zakhirotusy Syakirin,  10).
Sabar menanti adanya kelapangan adalah solusi paling ampuh dalam menghadapi masalah, bukan dengan mengeluh dan berkeluh kesah. Imam Asy Syafi’i pernah berkata dalam bait syair,
Bersabarlah yang baik, maka niscaya kelapangan itu begitu dekat.
Barangsiapa yang mendekatkan diri pada Allah untuk lepas dari kesulitan, maka ia pasti akan selamat.
Barangsiapa yang begitu yakin dengan Allah, maka ia pasti tidak merasakan penderitaan.
Barangsiapa yang selalu berharap pada-Nya, maka Allah pasti akan memberi pertolongan. (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 14/ 392)
Dalam syair Arab dikatakan, “Sabar itu seperti namanya, pahit rasanya, namun akhirnya lebih manis daripada madu.
Semoga Allah senantiasa memudahkan kita meraih kelapangan dari kesempitan yang ada. Haruslah kita yakin badai pasti berlalu: “After a storm comes a calm”.  Hanya Allah yang memberi taufik.(*)

KENAPA DI ULANG DUA KALI ???

“Kerana sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.”(Surah al-Insyirah: 5-6)
Melalui surah ini kita dapat muhasabah diri. .ayat 5 & 6 surah al insyirah atau sesetengah panggil surah alam nasroh... janji Allah itu pasti kerana Dia takkan pernah sesekali mungkir janji. Kita sebagai hambaNya kena belajar bersabar dengan setiap dugaan dalam kehidupan.... lain orang semestinya lain dugaan yang di uji.... Di ulang dua kali "sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan".... janji Allah dalam surah ni akan kemudahan yang akan diberi selepas kesulitan yang di alami. Jangan pernah sesekali kita meragui janji Allah. Kenapa di ulang dua kali?? Menunjukkan Allah bersungguh2 memang akan memberi kemudahan itu dan tidak sekali akan dimungkiri dan kita hambaNya haruslah bersabar dan tak perlu meragui.
Air bah tidak mampu menenggelamkan Nabi Nuh, kobaran api tidak mampu membakar tubuh Nabi Ibrahim a.s. Dan itulah merupakan bukti kekuasaan Allah yang menunjukkan bahwa setelah kesulitan ada kemudahan, maka bersabarlah.
Janganlah terlampau sedih dengan kesulitan-kesulitan yang datang kepada kita, kerana boleh jadi melalui kesulitan itu Allah memberikan isyarat untuk kita agar lebih dekat lagi dengan_Nya.
Yakinkan dalam lubuk hati bahwa tidak ada kesulitan yang terus menerus, kerana setelah kesulitan ada kemudahan yang begitu dekat.Bersabarlah, berdo'alah, dan tunggulah pertolongan dari Allah SWT.
Allah tidak akan memberikan coba'an diluar batas kemampuan umat_Nya,

JADIKAN SOLAT SEBAGAI ALAT KOMUNIKASI DENGAN ALLAH


Solat adalah satu komunikasi yang sangat baik antara Allah dan manusia. Ia menjadi sebahagian pengikat antara hamba dan makhluk. Bahkan dalam setiap urusan disuruh untuk kita berurusan dahulu dengan Allah, kemudian barulah dengan manusia yang lain. Sekiranya penghubung komunikasi tersebut hanya sekadar acuh tak acuh, mana mungkin perisai kemungkaran itu boleh dihasilkan.
Sebab itu Nabi Muhammad SAW dalam setiap urusan kehidupan akhirat malah urusan dunia sentiasa menyuruh umatnya mendahului dengan solat dua rakaat. Ini dapat dilihat dalam kisah solat istikharah yang diriwayatkan oleh Jabir bin Abdullah maksudnya : Adalah Rasulullah SAW , mengajar kami melakukan istikharah (memohon petunjuk bagi mendapat pilihan yang tepat) pada segala urusan atau pekerjaan. Baginda bersabda apabila seseorang itu ada cita-cita mengenai satu-satu urusan, pekerjaan , hendaklah ia dirikan sembahyang dua rakaat bukan sembahyang fardhu dan kemudian berdoa. ( riwayat al-Jamaah)

Malah setiap kali menghadapi ujian, cabaran mahupun kesulitan dalam hidup Baginda sepanjang menyebarkan ajaran Islam, Baginda akan mengambil waktu untuk melakukan solat terlebih dahulu memohon petunjuk daripada Allah SWT dan memohon ketenangan jiwa untuk melaksanakan misi Islam. Ini bersesuaian dengan firman Allah yang bermaksud :“Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada ALLAh) dengan sabar dan solat. Sungguh, ALLAh beserta dengan orang-orang yang sabar.” (al-Baqarah : 143)
“Sesungguhnya manusia itu dijadikan (bersifat) mengeluh apabila kesusahan menimpa dia dan kikir apabila keuntungan mengenai dia, kecuali orang-orang yang solat, yang berkekalan atas solat mereka.” (Al-Ma’arij:19-23)
Benarlah firman Allah di dalam Surah al-Mukminun ayat pertama dan kedua, “Sesungguhnya berjayalah orang mukmin, iaitu mereka pada solat yang khusyu’ pada solat mereka”. Makin erat hubungan hati manusia dengan pencipta makin berjayalah seseorang itu di dunia dan di akhirat.
Setiap perbuatan menggambarkan bahawa proses mengingati Allah itu adalah sebahagian dari kekuatuan pengawalan nafsu dari terus melakukan perbuatan mungkar. Jelas disini, bukti menunjukkan bahawa solatlah sebahagian dari cara yang paling berkesan dalam menghubungkan hati manusia untuk mengingati Allah SWT. Ini bersesuaian dengan firman Allah SWT yang bermaksud :” Sesungguhnya Akulah Allah, tiada Tuhan melainkan aku, oleh itu, sembahlah akan daku, dan dirikanlah solat untuk mengingati daku.” (Surah Toha : 14)

PERSIAPAN MENYAMBUT RAMADHAN


1. Banyak Berdo’a
Sangatlah baik jika di detik-detik terakhir menuju bulan Ramadhan kita memperbanyak meminta pada Allah agar kita diberi kesempatan untuk menikmati indahnya bulan Ramadhan, kerana tidak ada yang menjamin bahwa usia kita akan sampai pada tanggal 1 Ramadhan.
2. Bertaubat kepada Allah atas segala dosa. Kerana ibadah dan amal soleh hanya mampu dikerjakan dengan hati yang bersih dan jiwa yang kuat, dan dosa membuat hati menjadi kotor, serta jiwa menjadi lemah.
3. Membiasakan Bersedekah
Bersedekah tidak akan membuat kita kehilangan harta, melainkan akan dilipat gandakan oleh Allah SWT. Ketika kita sudah terbiasa bersedekah sebelum Ramadhan, kemungkinan besar untuk lebih banyak berbagi di bulan Suci akan semakin tinggi.
4. Berniat
Yang tidak kalah penting sebelum melakukan sesuatu adalah niat. Kita harus berniat dan bertekad untuk melaksanakan puasa Ramadhan dengan bersungguh-sungguh dan terbaik untuk sebulan penuh. Menanamkan keazaman dengan penuh ikhlas untuk menumpukan sepenuhnya bulan Ramadhan yang akan tiba ini dengan amal ibadah.
5. Membuat Target Ibadah
Untuk memacu semangat kita dalam beribadah, tidak salah jika kita membuat kurikulum sendiri mengenai target amalan kita selama bulan Ramadhan.Beberapa target ibadah yang perlu untuk kita laksanakn selama bulan Ramadhan diantaranya, minima satu kali mengkhatamkan Al-Qur’an, solat tarawih penuh sebulan dan ditambah dengan Qiyamullail serta Solat Dhuha dan lain-lain ibadah lagi.
6. Mujahadah untuk bangun malam (beberapa kali seminggu). Supaya kita tidak liat lagi bangun malam di bulan Ramadhan
7. Menjaga lidah dari perkara keji seperti mengumpat dan mencaci. Yang mana suka banyak cakap tu, eloklah mula diam dari bercakap perkara yang sia-sia. Ingat, semakin banyak percakapan kita, semakin banyak silap yang kita lakukan.
Semoga oleh Allah kita masih diberi kesempatan untuk merasakan kenikmatan-kenikmatan Ramadhan tahun ini. Dan semoga semua amal ibadah kita khususnya di bulan Ramadhan tercatat sebagai amal soleh di sisi Allah Subhanahu Wata’ala. Amiin..

MENANG TAPI TETAP KALAH


Kalau kita bergaduh dengan pelanggan, walaupun kita menang, pelanggan tetap akan lari.
Kalau kita bergaduh dengan rakan sekerja, walaupun kita menang, tiada lagi semangat bekerja dalam satu kumpulan.
Kalau kita bergaduh dengan ketua, walaupun kita menang, tiada lagi masa hadapan di tempat itu.
Kalau kita bergaduh dengan keluarga, walaupun kita menang, hubungan kekeluargaan akan renggang.
Kalau kita bergaduh dengan guru, walaupun kita menang, kemesraan dan keberkatan ilmu akan hilang.
Kalau kita bergaduh dengan kawan, walaupun kita menang, yang pasti kita akan kekurangan kawan.
Kalau kita bergaduh dengan pasangan, walaupun kita menang, perasaan sayang pasti akan berkurangan.
Kalau kita bergaduh dengan sesiapapun, walaupun kita menang, kita tetap akan kalah... Yang menang cuma ego diri sendiri. Yang ni yang susah, mengalahkan ego sendiri..

CARILAH SENYUM DALAM SUJUD MU


Apabila dia tidak memilihmu. Apabila cinta belum berpihak padamu. Tatkala tiada siapa membuatmu tersenyum. Mahukah dirimu mendengar khabar gembira? Bahawa Allah masih menunggumu. Mendengar doa-doa darimu. Merindui sujud panjangmu. Sehingga senyuman dibasahi air mata kerana Allah. Lalu,pergilah cari senyum dalam sujudmu.
Kadang-kadang bila terdesak manusia akan buat silap,dan mereka akan terus buat silap untuk dapatkan sesuatu yang mereka nak, moga Allah jauhkanlah kita dari jadi begitu.
Everything should be where it's belong
Here some words to every girls,
No matter where you stand, please love yourself before you love a man. Appreciate your life now. Cover your aurah properly. Watch your words and the way you dress. It’s okay ,you don’t have to take a drastic move. A little bit by bit is enough and soon, you’ll get close to Him. And guess what? A real guy (your future husband) going to love you the way you are :) Sometimes, we’re busy finding a prefect romeo when we,ourselves are full with imperfection and our relationship with Allah isn’t strong.
Princesses, the power is in your hand. Think wisely. Jannah is ours.

Wednesday, 25 May 2016

Solat

SEKSA MENINGGALKAN SOLAT
 
"Apakah yang menyebabkan kamu semua masuk neraka Saqar ini? Mereka menjawab: Kami tidak termasuk golongan orangorang yang bersembahyang." (AlMudathsir:42,43)


Barang siapa yang meninggalkan sembahyang fardu,
seksanya umpama:-

Subuh:
Allah akan mencampakkannya ke dalam neraka jahanam selama 60 tahun.

Zuhur:
Dosanya seperti membunuh seribu orang Islam.

Asar:
Dosanya seperti meruntuhkan Kaabah.

Maghrib:
Dosanya seperti berzina dengan ibu atau bapanya sendiri.

Isyak:
Allah berseru kepada mereka, "Hai orang yang meninggalkan solat Isyak, bahawa Aku tidak lagi reda engkau tinggal di bumi-Ku dan menggunakan nikmat-nikmat-Ku." Segala gerak - gerinya seperti pakai, makan, tidur adalah berdosa kepada Allah.

 
Seksaan Ketika Hidup Di Dunia
Allah kurangkan keberkatan umurnya. Rezekinya dipersempitkan oleh Allah. Tidak ada tempat baginya di sisi agama Islam. Doanya tertolak. Hilang cahaya soleh dari wajahnya. Amal kebajikan yang dilakukannya langsung tidak diberi pahala.

Seksaan Ketika Sakaratul Maut
Ia akan menghadapi sakaratul maut dalam keadaan hina. Matinya dalam keadaan menderita kelaparan. Matinya dalam keadaan yang tersangat haus walaupun diberi minum air sebanyak tujuh lautan.

Seksaan Ketika Di Dalam Kubur

Allah akan menyempitkan kuburnya dengan sesempitsempitnya. Kuburnya akan digelapkan. Allah akan menyiksanya dengan pedih sehingga hari Qiamat.

Seksaan Ketika Berada Di Akhirat

Ia akan dibelenggu dan diseret ke padang Mahsyar oleh malaikat. Allah tidak akan memandangnya dengan pandangan belas kasihan. Allah tidak akan mengampuni dosanya dan dia akan disiksa dengan keras di dalam neraka.

SEKSA NERAKA

HUKUM MENGUMPULKAN DUA WAKTU SEMBAHYANG


Dalam kesibukan kadangkala ada antara kita yang lalai atau sengaja mengabungkan waktu sembahyang zuhur dengan asar ( sembahyang di akhir waktu zuhur dan diikuti sembahyang asar sebaik sahaja masuk waktunya)

Renungkan hadis Rasulullah SAW di bawah yang menghalang perbuatan tersebut

Saad bin Abi waqas bertanya Rasulullah SAW mengenai orang yang melalaikan sembahyangnya maka jawab baginda " Iaitu mengakhirkan waktu sembahyangnya dari waktu asalnya hingga sampai waktu sembahyang lain. Mereka telah mensia-siakan dan melewatkan waktu sembahyangnya, maka mereka diancam dengan neraka wail".

Ibn Abbas dan Said bin Al-Musaiyib turut mentafsirkan hadis di atas" Iaitu orang yang melengah-lengahkan sembahyang mereka sehingga sampai kepada waktu mereka neraka jahanam tempat kembalinya".

Dalam hadis yang lain Rasulullah bersabda
" Sesiapa yang mengumpulkan dua sembahyang tanpa ada halangan, maka sesungguhnya dia telah memasuki pintu besar dari pintu dosa-dosa besar". (Riwayat Al-Hakim)

SEKSA NERAKA BUKAN KEPALANG


Mereka yang meninggalkan sembahyang akan menerima seksa di dunia
dan di alam kubur tidak terlepas daripada tiga seksaan.Tiga
jenis seksa di dalam kubur ialah:-

1. Kubur akan menghimpit-himpit serapat yang mungkin sehingga berselisih tulang-tulang dada.
2. Dinyalakan api di dalam kuburnya dan api itu akan membelit dan membakar tubuhnya siang dan malam tiada henti-henti.
3. Akan muncul seekor ular yang bernama "Sujaul Aqra" dan ular itu berkata:

    "Allah menyuruh aku membelasah engkau kerana engkau mensia- siakan sembahyang Subuh."

Ia dipukul dari waktu Subuh hingga naik matahari, kemudian dipukul dan dihentak hingga terjunam ke perut bumi kerana meninggalkan sembahyang Zuhur. Kemudian dipukul lagi kerana meninggalkan sembahyang Asar, begitulah seterusnya dari Asar ke Maghrib, dari Maghrib ke waktu Isyak dan seterusnya hingga ke waktu Subuh semula. Demikianlah berterusan seksaan oleh Sajaul Aqra hinggalah hari Kiamat.

CUAI SOLAT LIMA WAKTU

Didalam neraka Jahanam terdapat wadi(lembah) yang didalamnya adalah ular-ular bersaiz sebesar tengkuk unta dan panjangnya sebulan perjalanan. Kerjanya tiada lain selain mengigit orang-orang yang tidak menunaikan sembahyang semasa hidup mereka. Bisa ular itu pula menggelegak di dalam badan mereka selama 70 tahun sehingga luruh seluruh daging badan mereka. Kemudian tubuh mereka kembali pulih lalu digigit lagi dan begitulah seterusnya.

Seksaan bagi orang-orang yang meninggalkan solat

Orang yang tidak sembahyang akan diseksa dengan 15 seksa; 6 daripadanya akan diterima di dunia, 3 seksa tatkala hendak mati, 3 seksa lagi ketika berada di alam kubur dan 3 seksa lagi di hari kiamat :-.

Enam seksa semasa hidup di dunia:
1. Ditinggalkan berkat pada umurnya.
2. Allah akan menghapuskan tanda-tanda orang salih daripada mukanya.
3. Tiap-tiap amal yang dikerjakan tiada diberikan pahala kepadanya.
4. Segala doanya tiada diperkenankan oleh Allah.
5. Dia dimarahi dan dibenci oleh segala makhluk di dunia.
6. Tidak ada baginya bahagian daripada doa orang-orang salih.

Tiga seksa tatkala hendak mati:
1. Dia mati dalam kehinaan.
2. Mati dalam keadaan yang sangat lapar.
3. Mati dalam keadaan yang sangat haus, sehinggakan jika dituangkan kepadanya sekelian air laut di dunia ini, dia tetap merasa tidak puas

Tiga seksa ketika di alam kubur:
1. Disempitkan kuburnya.
2. Dinyalakan api, di mana dia akan membalik-balikkan dirinya didalam bara api itu.
3. Allah mngerahkan ular yang paling besar untuk menyebat mayat itu, yang mana dinamakan ular itu 'SHAJKUL AKRAK' dan ular itu akan berkata, Sesungguhnya aku telah disuruh oleh Tuhanku untuk memukul engkau dari Subuh  hingga ke Zuhur, dipukul pula hingga ke Asar dengan sebab engkau sia-siakan waktu Zuhur. Begitulah seterusnya tiap-tiap hari dan malam sehingga hari kiamat.


Tiga seksa di hari kiamat:
1. Allah memerintahkan malaikat azab agar menghela orang yang tidak sembahyang itu ke dalam neraka.
2. Allah menilik pada orang yang tidak sembahyang itu dengan tilikan yang murka.
3. Allah akan mengira orang yang tidak sembahyang itu dengan kiraannya yang paling berat dan terus disumbatkan ke dalam nerakasebagaimana firman Allah yang bermaksud, "Apa yang membawa kamu ke neraka?
    " Mereka menjawab, "Kami , tidak sembahyang."

MENAHAN LISAN

بسم الله الرحمٰن الرحيم
Hadis ke-1511:
وعن أَبي هريرة – رضي الله عنه – عن النَّبيِّ – صلى الله عليه وسلم – قَالَ: «مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاليَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ» متفق عَلَيْهِ
وهذا صَريحٌ في أنَّهُ يَنْبَغي أَنْ لا يَتَكَلَّمَ إِلاَّ إِذَا كَانَ الكلامُ خَيرًا، وَهُوَ الَّذِي ظَهَرَتْ مَصْلَحَتُهُ، ومَتَى شَكَّ في ظُهُورِ المَصْلَحَةِ، فَلاَ يَتَكَلَّم
Daripada Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, daripada Nabi sallallahu ‘alaihi wasallam Baginda bersabda, “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhirat maka hendaklah dia berkata baik ataupun diam.” (Riwayat Al-Bukhari dan Muslim)

Imam Al-Nawawi memberi komentar: “Hadis ini jelas sekali menunjukkan bahawa seseorang hendaklah tidak berbicara kecuali apabila perbicaraan itu adalah baik, iaitu hal yang telah jelas kemaslahatannya. Dan bila dia masih ragu kemaslahatan tersebut, maka hendaklah dia tidak berbicara.”
Maka apabila kita hendak bercakap, sentiasa hanya bercakap benda yang baik. Kalau tidak ada benda yang baik, dituntut supaya kita diam. Ini bererti, hendaklah kita berfikir dulu sebelum kita bercakap. Bukan cakap dulu baru fikir.
‘Dan bila dia masih ragu kemaslahatan tersebut, maka hendaklah dia tidak berbicara’. Ia membawa maksud bahawa dia fikir dulu sebelum dia mengucapkan sesuatu. Kalau ia jelas ada kebaikan, baru dia bercakap. Kalau terlintas di fikirannya sama ada ucapan itu bermanfaat atau tidak, maka hendaklah dia diam.
Jalan selamat adalah diam. Bukan seperti mana yang biasa orang kata, ‘Cakap je lah, mana tahu baik’. Itu tidak ada istilahnya dalam syarak. Syarak mengatakan seperti mana dalam hadis tadi, ‘Hendaklah dia berkata baik, atau diam’. Kalau ragu-ragu, jalan selamat adalah diam.
Hadis ke-1512:
وعن أَبي موسى – رضي الله عنه – قَالَ: قُلْتُ: يَا رسولَ اللهِ أَيُّ المُسْلمِينَ أفْضَلُ؟ قَالَ: «مَنْ سَلِمَ المُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ» متفق عَلَيْهِ
Daripada Abu Musa Al-Asy’ari radhiyallahu ‘anhu dia berkata, aku berkata, “Wahai Rasulullah, orang Islam yang bagaimanakah yang paling utama? Baginda menjawab, “Orang yang kaum Muslimin selamat dari lisannya dan tangannya.” (Riwayat Al-Bukhari dan Muslim)
Orang Islam yang paling baik adalah orang Islam yang menjaga lidahnya dan juga tangannya dari mengganggu orang lain. Menjaga tangan maknanya daripada perbuatan memukul, mengambil harta orang, macam-macam lagi. Menjaga lisan maknanya dari kata-kata/ucapan yang boleh menyakiti orang. Maka menjaganya dengan menggunakannya dalam hal-hal yang sentiasa baik.
Hadis ke-1513:
وعن سهل بن سعد، قَالَ: قَالَ رسُولُ اللهِ – صلى الله عليه وسلم: «مَنْ يَضْمَنْ لِي مَا بَيْنَ لَحْيَيْهِ وَمَا بَيْنَ رِجْلَيْهِ أَضْمَنْ لَهُ الجَنَّةَ» متفق عَلَيْهِ
Daripada Sahl bin Sa’ad dia berkata, Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa yang menjamin untukku apa yang ada di antara kedua rahangnya dan apa yang ada di antara kedua kakinya maka aku menjamin untuknya Syurga.” (Riwayat Al-Bukhari, dan tidak ditemui dalam sahih Muslim)
Rasulullah memberi satu kiasan di dalam hendak mengingatkan umat Baginda supaya menjaga lidah. Baginda mengatakan ‘Barangsiapa yang dapat menjaga apa yang berada di antara dua rahangnya’ iaitu lidahnya, ‘dan apa yang berada di antara dua kakinya’ iaitu kemaluannya, ‘maka aku menjamin untuknya Syurga’.
Persoalan, kenapa Rasulullah tidak terus kata ‘Barangsiapa yang menjamin untukku lidah dan kemaluannya’? Kenapa Baginda berkias? Tujuannya adalah supaya kita ambil perhatian, supaya kita berfikir. Sebab kalau ucapan itu dimudahkan, orang akan mengambil mudah. Kita bagi contoh, kalau kita nak orang itu ambil perhatian apa yang kita pesan kepadanya, “Mat, kalau engkau nak buat sesuatu, gunakan apa yang ada di antara dua telinga engkau.” Orang itu akan fikir, di antara dua telinga ada apa?
Tujuannya untuk menarik perhatian, supaya kita ingat apa yang dikata. Seperti mana kadangkala apabila Rasulullah ingin menjelaskan sesuatu, Baginda akan bertanya dahulu. Contoh, “Tahukah kamu siapa yang muflis?” “Tahukah kamu apa itu ghibah?” “Tahukah kamu siapa yang datang tadi?” (dalam hadis Jibril). Kenapa Rasulullah tanya sedangkan Baginda tahu sahabat memang tidak ada jawapannya. Tujuannya adalah untuk menarik perhatian.
Hadis ke-1514:
وعن أَبي هريرة – رضي الله عنه: أنَّه سمع النبيَّ – صلى الله عليه وسلم – يقول: «إنَّ العَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بالكَلِمَةِ مَا يَتَبَيَّنُ فِيهَا يَزِلُّ بِهَا إِلَى النَّارِ أبْعَدَ مِمَّا بَيْنَ المَشْرِقِ والمَغْرِبِ» متفق عَلَيْهِ.
ومعنى: «يَتَبَيَّنُ» يُفَكِّرُ أنَّها خَيْرٌ أم لا.
Daripada Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahawasanya dia mendengar Nabi sallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya seorang hamba berbicara dengan suatu perkataan yang tidak dia fikir, sehingga dengannya dia terjerumus ke dalam Neraka yang jaraknya lebih jauh daripada timur dan barat.” (Riwayat Al-Bukhari dan Muslim)
Kandungan hadis:
  1. Beratnya hasil buruk yang diperolehi oleh seseorang akibat tidak menjaga lidah, akibat mengucapkan satu perkara yang tidak baik. Hanya satu perkataan menyebabkan dia masuk ke dalam api Neraka yang jarak kedalamannya lebih jauh daripada timur dan barat.
  2. Hadis ini juga menunjukkan bahawa Neraka ada peringkatnya. Seperti mana Syurga berperingkat, Neraka juga berperingkat. Dalam bahasa Arab disebut darajat (peringkat ke atas) bagi Syurga, manakala bagi Neraka disebut darakat (tingkatan-tingkatan ke bawah).
  3. Darjat yang terbaik adalah yang teratas. Darjat tertinggi bererti kedudukan yang paling baik. Adapun Neraka, yang paling buruk adalah yang paling bawah.
Hadis ke-1515:
وعنه، عن النبيّ – صلى الله عليه وسلم – قَالَ: «إنَّ العَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالكَلِمَةِ مِنْ رِضْوَانِ الله تَعَالَى مَا يُلْقِي لَهَا بَالًا يَرْفَعُهُ اللهُ بِهَا دَرَجاتٍ، وإنَّ العَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالكَلَمَةِ مِنْ سَخَطِ اللهِ تَعَالَى لاَ يُلْقِي لَهَا بَالًا يَهْوِي بِهَا في جَهَنَّمَ». رواه البخاري
Daripada Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, daripada Nabi sallallahu ‘alaihi wasallam Baginda bersabda. “Sesungguhnya seorang hamba berbicara dengan suatu kata-kata yang diredhai Allah tanpa dia menaruh perhatian padanya maka Allah mengangkatnya lantaran ucapannya itu beberapa darjat. Dan sesungguhnya seorang hamba berbicara dengan kata-kata yang dimurkai Allah tanpa memikirkannya maka ia menjerumuskannya ke dalam Neraka Jahannam.” (Riwayat Al-Bukhari)
Hadis ke-1516:
وعن أَبي عبد الرحمان بِلالِ بن الحارِثِ المُزَنِيِّ – رضي الله عنه: أنَّ رسول الله – صلى الله عليه وسلم – قَالَ: «إنَّ الرَّجُلَ لَيَتَكَلَّمُ بِالكَلِمَةِ مِنْ رِضْوَانِ اللهِ تَعَالَى مَا كَانَ يَظُنُّ أَنْ تَبْلُغَ مَا بَلَغَتْ يَكْتُبُ اللهُ لَهُ بِهَا رِضْوَانَهُ إِلَى يَومِ يَلْقَاهُ، وإنَّ الرَّجُلَ لَيَتَكَلَّمُ بِالكَلِمَةِ مِنْ سَخَطِ اللهِ مَا كَانَ يَظُنُّ أَنْ تَبْلُغَ مَا بَلَغَتْ يَكْتُبُ الله لَهُ بِهَا سَخَطَهُ إِلَى يَوْمِ يَلْقَاهُ». رواه مالك في المُوَطَّأ، والترمذي، وقال: حديث حسن صحيح
Daripada Abu Abdurrahman Bilal bin Al-Harits Al-Muzani radhiyallahu ‘anh, bahawa Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya seseorang berkata-kata dengan kalimah yang diredhai Allah sementara dia tidak mengira bahawa ucapannya akan berakibat seperti itu, nescaya Allah akan mencatat untuknya keredhaanNya kerana ucapannya itu sehingga pada hari dia akan menemuiNya. Dan sesungguhnya seseorang berkata-kata dengan kalimah yang dimurkai Allah tanpa dia sangka bahawa ia akan berakibat seperti itu nescaya Allah akan mencatatkan kemurkaanNya kerana ucapannya itu sehingga pada hari dia menemuiNya.” (Riwayat Malik dalam Al-Muwattha’, Al-Tirmizi, dan dia berkata: Hasan Sahih)
Kandungan hadis:
  1. Wajib merenungi dan memikirkan semua perkataan dan perbuatan.
  2. Sikap lalai terhadap murka Allah akan menjerumuskan ke dalam Neraka, itulah sejelek-jelek tempat tinggal.
  3. Meremehkan dosa dan perbuatan maksiat boleh menyebabkan pelakunya terjerumus dalam kebinasaan.
Hadis ke-1517:
وعن سفيان بن عبد الله – رضي الله عنه – قَالَ: قُلْتُ: يَا رسولَ الله حدِّثني بأَمْرٍ أَعْتَصِمُ بِهِ قَالَ: «قلْ: رَبِّيَ اللهُ ثُمَّ اسْتَقِمْ» قُلْتُ: يَا رسولَ اللهِ، مَا أخْوَفُ مَا تَخَافُ عَلَيَّ؟ فَأَخَذَ بِلِسانِ نَفْسِهِ، ثُمَّ قَالَ: «هَذَا». رواه الترمذي، وقال: حديث حسن صحيح
Daripada Sufyan bin Abdillah radhiyallahu ‘anhu dia berkata, Aku berkata: “Ya Rasulullah, beritahulah aku sesuatu yang dapat aku jadikan pegangan.” Baginda bersabda, “Katakanlah: Allah adalah Tuhanku, kemudian istiqamahlah.” Aku berkata, “Wahai Rasulullah, apakah yang paling engkau takutkan atasku? Maka Rasulullah memegang lidahnya kemudian berkata: “Ini.” (Riwayat Al-Tirmizi dan dia berkata: Hasan Sahih)
Kandungan hadis:
  1. Menunjukkan kegigihan sahabat dalam mempelajari kebaikan.
  2. Istiqamah adalah dengan ilmu dan amal, seperti mana yang terangkum dalam hadis riwayat Al-Tirmizi yang menerangkan bahawa istiqamah adalah ilmu, manakala dalam riwayat Muslim diterangkan bahawa istiqamah adalah amal.
  3. Setelah Nabi memerintahkan untuk istiqamah, Baginda berpesan agar menjaga lidah. Ini mengacu kepada sabda Nabi dalam riwayat lain, “Iman seorang hamba tidak dapat istiqamah sampai hatinya mampu istiqamah, sedang hati tidak dapat istiqamah, sampai lidahnya mampu istiqamah.” (Hasan, riwayat Ahmad)
Hadis ke-1519:
وعن أَبي هريرة – رضي الله عنه – قَالَ: قَالَ رسول الله – صلى الله عليه وسلم: «مَنْ وَقَاهُ اللهُ شَرَّ مَا بَيْنَ لَحْيَيْهِ، وَشَرَّ مَا بَيْنَ رِجْلَيْهِ دَخَلَ الجَنَّةَ». رواه الترمذي، وقال: حديث حسن
Daripada Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dia berkata, Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa yang dilindungi oleh Allah dari kejelekan antara dua rahangnya dan kejelekan antara dua kakinya maka dia akan masuk Syurga.” (Riwayat Al-Tirmizi, dia berkata: Hadis hasan)
Hadis ke-1520:
وعن عقبة بن عامرٍ – رضي الله عنه – قَالَ: قُلْتُ: يَا رسولَ اللهِ مَا النَّجَاةُ؟ قَالَ: «أَمْسِكْ عَلَيْكَ لِسَانَكَ، وَلْيَسَعْكَ بَيْتُكَ، وابْكِ عَلَى خَطِيئَتِكَ». رواه الترمذي، وقال: حديث حسن
Daripada ‘Uqbah bin ‘Amir radhiyallahu ‘anhu, dia berkata: Aku berkata, “Wahai Rasulullah, apakah keselamatan?” Baginda bersabda, “Tahanlah lisanmu, dan jadikanlah rumahmu luas (dengan mengingati Allah dan ketaatan), dan tangisilah dosamu.” (Riwayat Al-Tirmizi, dia berkata: Hadis hasan)
Hadis ke-1521:
وعن أَبي سعيد الخدري – رضي الله عنه – عن النبيِّ – صلى الله عليه وسلم – قَالَ: «إِذَا أصْبَحَ ابْنُ آدَمَ، فَإنَّ الأعْضَاءَ كُلَّهَا تَكْفُرُ اللِّسانَ، تَقُولُ: اتَّقِ اللهَ فِينَا، فَإنَّما نَحنُ بِكَ؛ فَإنِ اسْتَقَمْتَ اسْتَقَمْنَا، وإنِ اعْوَجَجْتَ اعْوَجَجْنَا». رواه الترمذي.
Daripada Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, daripada Nabi sallallahu ‘alaihi wasallam, Baginda bersabda, “Apabila anak Adam memasuki waktu pagi, maka sesungguhnya setiap anggota tubuhnya tunduk kepada lidah, seraya berkata, “Bertakwalah kepada Allah, kerana sesungguhnya kami bergantung kepadamu. Jika kamu lurus maka kami pun lurus. Jika kamu bengkok maka kami pun bengkok.” (Hasan, riwayat Al-Tirmizi)
Kandungan hadis:
  1. Kepentingan menjaga lidah demi keselamatan seseorang. Lidah biasanya menjadi penterjemah dan juru bicara kepada hati. Apa yang ada dalam hati biasanya akan muncul melalui lidah.
  2. Anggota tubuh manusia saling bergantung antara satu sama lain. apabila satu melakukan kesalahan, ia akan berpengaruh kepada anggota yang lain.
Hadis ke-1522:
 وعن مُعَاذٍ – رضي الله عنه – قَالَ: قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللهِ، أَخْبِرْني بِعَمَلٍ يُدْخِلُني الجَنَّةَ وَيُبَاعِدُني مِنَ النَّارِ؟ قَالَ: «لَقَدْ سَألتَ عَنْ عَظيمٍ، وإنَّهُ لَيَسيرٌ عَلَى مَنْ يَسَّرَهُ اللهُ تَعَالَى عَلَيْهِ: تَعْبُدُ اللهَ لاَ تُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا، وَتُقِيمُ الصَّلاَةَ، وتُؤتِي الزَّكَاةَ، وتَصُومُ رَمَضَانَ، وتَحُجُّ البَيْتَ» ثُمَّ قَالَ: «ألاَ أدُلُّكَ عَلَى أبْوابِ الخَيْرِ؟ الصَّوْمُ جُنَّةٌ، وَالصَّدَقَةُ تُطْفِئُ الخَطِيئَةَ كَما يُطْفِئُ المَاءُ النَّارَ، وَصَلاَةُ الرَّجُلِ مِنْ جَوْفِ اللَّيْلِ» ثُمَّ تَلا: {تَتَجَافَى جُنُوبُهُمْ عَنِ المَضَاجِعِ} حَتَّى بَلَغَ {يَعْمَلُونَ}  ثُمَّ قَالَ: «ألا أُخْبِرُكَ بِرَأسِ الأَمْرِ، وَعَمُودِهِ، وَذِرْوَةِ سِنَامِهِ» قُلْتُ: بَلَى يَا رسولَ اللهِ، قَالَ: «رَأسُ الأمْر الإسْلامُ، وَعَمُودُهُ الصَّلاَةُ، وَذِرْوَةِ سِنَامِهِ الجِهادُ» ثُمَّ قَالَ: «ألاَ أُخْبِرُكَ بِمِلاكِ ذَلِكَ كُلِّهِ!» قُلْتُ: بلَى يَا رَسولَ اللهِ، فَأخَذَ بِلِسانِهِ وقال: «كُفَّ عَلَيْكَ هَذَا» قُلْتُ: يَا رسولَ الله وإنَّا لَمُؤاخَذُونَ بما نَتَكَلَّمُ بِهِ؟ فقالَ: «ثَكِلَتْكَ أُمُّكَ! وَهَلْ يَكُبُّ الناسَ فِي النَّارِ عَلَى وُجُوهِهِمْ إِلاَّ حَصَائِدُ أَلْسِنَتِهِمْ؟». رواه الترمذي، (1) وقال: «حديث حسن صحيح»، وَقَدْ سبق شرحه في باب قبل هَذَا
Daripada Mu’az radhiyallahu ‘anhu dia berkata: Aku berkata, “Wahai Rasulullah, khabarkan aku sebuah amalan yang dapat memasukkan aku ke dalam Syurga dan menjauhkanku dari Neraka.” Baginda bersabda, “Engkau telah bertanya suatu yang sangat agung, dan sesungguhnya hal itu adalah mudah bagi orang yang dimudahkan Allah Ta’ala: Sembahlah Allah dan jangan engkau mensyirikkanNya dengan sesuatu pun, dirikanlah solat, tunaikan zakat, puasa Ramadan, dan tunaikan haji.” Kemudian Baginda bertanya, “Mahukah kamu aku tunjukkan pintu-pintu kebaikan? Puasa itu adalah perisai, sedekah dapat menghapus dosa sebagaimana air memadam api, dan solatnya seseorang pada tengah malam.”
Kemudian Baginda membaca ayat: “Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, sedang mereka berdoa kepada Tuhannya dengan rasa takut dan harap. Mereka menafkahkan sebahagian dari rezeki yang kami beri kepada mereka. Tidak ada seorang pun mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka, iaitu (nikmat yang pelbagai) yang menyenangkan pandangan mata sebagai balasan terhadap apa yang mereka kerjakan.” (Surah Al-Sajdah: 16-17)
Kemudian Baginda bersabda, “Mahukah kamu aku khabarkan pokok segala perkara, tiang dan puncaknya?” Aku berkata, “Tentu wahai Rasulullah.” Baginda bersabda, “Pokok segala urusan adalah Islam, tiangnya adalah solat, dan puncaknya adalah jihad.” Kemudian Baginda bersabda, “Mahukah aku khabarkan kepadamu kunci untuk semua itu?” Aku menjawab, “Tentu, wahai Rasulullah.” Baginda memegang lidahnya seraya berkata, “Jagalah ini.” Aku bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah kita akan dihisab kerana ucapan kita?” Baginda bersabda, “Ibumu kehilanganmu! Tidakkah manusia tersungkur ke dalam Api Neraka di atas mukanya kecuali hasil dari lidah mereka?” (Riwayat Al-Tirmizi, dia berkata: Hadis hasan sahih)
Kandungan hadis:
  1. Pertanyaan yang cukup agung/besar: kerana masuk syurga dan selamat dari neraka adalah hal yang sangat besar.
  2. Betapa besar dan beratnya suatu urusan, namun apabila dia mendapat taufiq, nescaya hal itu akan dipermudahkan baginya. Taufiq hanya diperoleh dengan memohon daripada Allah, dengan itu urusan tersebut menjadi ringan dan mudah.
  3. Petunjuk dalil: ‘Seseorang itu tersungkur ke dalam api Neraka di atas wajahnya hasil dari lidahnya’. Menunjukkan bahawa banyak bicara menimbulkan kerosakan yang tidak terhitung.
  4. Dianjurkan meninggalkan perbicaraan yang tidak penting, kerana banyak bicara mendatangkan banyak salah, dan banyak salah pasti banyak dosanya.
  5. Setiap orang akan diminta pertanggungjawaban atas semua ucapannya, baik bersifat serius ataupun sekadar gurauan.
  6. Penghinaan terhadap orang yang dimasukkan ke dalam Neraka adalah dengan dihumban wajah atau hidungnya, kerana wajah adalah anggota tubuh yang paling dihormati. Semoga Allah menyelamatkan kita semua pada hari kiamat kelak.
(Rujukan: Syarah Riyadhus Salihin, Syeikh Salim bin Eid Al-Hilali)
وَصلَّى الله عَلى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّم
(Disalin dari rakaman kuliah Riyadhus Salihin, Kitab 17, Bab 254 Haramnya Ghibah & Perintah Menjaga Lisan, 01.11.2013)

BERSEDEKAH


Ada beberapa rahsia untuk menjadi kaya tanpa kita duga. Banyakkan bersedekah. Berikut ini beberapa dalil yang menyatakan dengan bersedekah, seseorang itu boleh menjadi kaya atau dimurahkan rezekinya.

Sedekah Menjadi Sebab Allah Membuka Pintu Rezeki

Sedekah mengundang rahmat Allah dan menjadi sebab Allah buka pintu rezeki. Nabi s.a.w. bersabda kepada Zubair bin al-Awwam: “Hai Zubair, ketahuilah bahawa kunci rezeki hamba itu ditentang Arasy, yang dikirim oleh Allah azza wajalla kepada setiap hamba sekadar nafkahnya. Maka siapa yang membanyakkan pemberian kepada orang lain, nescaya Allah membanyakkan baginya. Dan siapa yang menyedikitkan, nescaya Allah menyedikitkan baginya.” H.R. ad-Daruquthni dari Anas r.a.
Sedekah digandakan 700 kali ganda. 

Fadhilat bagi orang yang bersedekah amat besar seperti mana terdapat keterangan di dalam al-Quran dan hadis. Jika kita amat amati ayat al-Quran berikut, kita akan dapat mengira bahawa sekurang-kurangnya setiap harta yang dikeluarkan ke jalan Allah akan dibalas dengan kiraan melebihi 700 kali ganda. Selain itu, mereka dijandikan dengan kehidupan yang mudah:
Allah Ta’ala berfirman: “Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh butir, pada tiap-tiap butir seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki . Dan Allah maha luas (kurnia-Nya) lagi maha mengetahui” . (Al Baqarah (2) : 261)
Allah Lipat-gandakan Ganjaran orang yang Bersedekah.

“Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki mahupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, nescaya akan dilipat-gandakan (ganjarannya) kepada mereka; dan bagi mereka pahala yang banyak.” (Qs. Al Hadid: 18)

Rezeki dimurahkan Allah s.w.t.
Firman Allah s.w.t.: “Dan barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah, pasti akan ditunjuki kepada mereka jalan keluar. Dan diberi rezeki kepada mereka daripada jalan yang tidak disangka-sangka. Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah, maka Allah akan mencukupi baginya”. (At-Talaq:2-3)
Di dunia, mereka yang bersedekah akan dimurahkan rezeki oleh Allah dalam kehidupannya. Faedah ini dijelaskan oleh Jabir Abdullah katanya: “Rasulullah berucap kepada kami, sabdanya: Wahai umat manusia, bertaubatlah kepada Allah sebelum kamu mati dan segeralah mengerjakan amal salih sebelum kamu sibuk (dengan yang lain), dan jalinkanlah hubungan di antara kamu dengan Tuhan kamu dengan sentiasa mengingatinya (berzikir) dan banyakkan bersedekah secara bersembunyi atau terang-terangan, nescaya kamu diberi rezeki yang mewah, diberi kemenangan (terhadap musuh dan digantikan dengan apa yang kamu dermakan itu dengan balasan yang berganda-ganda.” (Hadis riwayat Ibnu Majah)

Keberkatan Dalam Rezeki.
Kekayaan tidak membawa erti tanpa ada keberkatan. Dengan adanya  keberkatan, harta/rezeki yang sedikit akan dirasakan seolah-olah banyak dan mencukupi. Sebaliknya tanpa keberkatan akan dirasakan sempit dan susah meskipun banyak harta.
Dalam kisah Nabi, ada diceritakan Nabi Ayub ketika sedang mandi tiba-tiba Allah datangkan seekor belalang emas dan hinggap di lengannya. Baginda menepis-nepis dengan bajunya. Lantas Allah berfirman ‘Bukankah Aku lakukan begitu supaya kamu menjadi lebih kaya?’ Nabi Ayub mejawab ‘Ya benar, demi keagunganMu apalah makna kekayaan tanpa keberkatanMu’. Kisah ini menegaskan betapa pentingnya keberkatan dalam rezeki yang dikurniakan oleh Allah.

Kaya Jiwa
Kekayaan bukanlah sesuatu yang harus diidam-idamkan oleh seseorang Islam kerana kekayaan boleh membawa kerosakan kepada seseorang sekiranya tidak menurut jalan yang betul. Islam lebih melihat kekayaan dari segi kekayaan jiwa. Hadis Abu Hurairah r.a katanya: Aku mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: Kekayaan itu bukanlah kerana mempunyai banyak harta tetapi kekayaan yang sebenarnya adalah kekayaan jiwa. (Sahih Muslim.)
Dari aspek harta-benda, kekayaan jika disalurkan ke jalan yang betul akan memberi seseoang pahala yang banyak, terutamanya jika digunakan untuk bersedekah.

Berzikir dan Banyak Bersedekah dalam Sembunyi dan Terang
Hadis berikut ini pula menyeru kita agar rajin bersedekah kerana Allah akan memberi kita rezeki dan kesenangan melalui bersedekah. “Wahai manusia, bertaubatlah kepada Allah, sebelum kamu mati. Bersegeralah melakukan amalan amalan salih sebelum kamu kesibukan dan hubungilah antara kamu dengan Tuhan kamu dengan membanyakkan sebutan (zikir) kamu kepadaNya dan banyak bersedekah dalam bersembunyi dan terang-terangan, nanti kamu akan diberi rezeki, ditolong dan diberi kesenangan.” H.R Ibnu Majah.

Malu

"Malu yang di dalam diri kita itu malu yang seperti apa? Jangan-jangan malu kita adalah kesombongan"
"Rasa malu adalah sebagian dari iman", kalimat ini adalah sebagian dari sabda Nabi S.a.w. Namun terkadang kita mungkin sering salah dalam mengartikan dan menempatkan perasaan malu kepada keadaan yang sebenarnya.
Sebagai contoh, kita merasa malu saat harus mengenakan pakaian yang tidak bermerek, kendaraan tempo dulu, handphone jadul, dan seabreg perangkat lainnya atau yang ketinggalan zaman. Tetapi pernahkah kita bertanya kepada hati kecil kita, apakah ini rasa malu yang dimaksud oleh Rasulullah S.a.w?.

Padahal sesungguhnya rasa malu yang kita rasakan saat ini bukanlah malu yang diinginkan Rasulullah, tetapi rasa malu yang kita rasakan adalah suatu kesombongan dan ketakaburan. Kita selalu ingin dan harus dianggap berkelas dan tampil lux, selalu berkeinginan dianggap sebagai orang yang lebih, dan memiliki keistimewaan di atas orang lain. Hal ini adalah kesombongan dan bukan malu yang diinginkan oleh Rasulullah S.a.w.
Sahabatku, malu yang disabdakan Rasulullah S.a.w adalah “Istahyu minallahi haqqol hayaa", yang mengandung makna "Malulah engkau kepada Allah, dengan malu yang sesungguhnya". Kemudian para sahabat mengatakan; "Kami semua juga malu, Ya Rasulullah". Sepertinya, apa yang difahami sahabat Rasulullah S.a.w, sama seperti yang pernah kita fahami, yaitu malu karena makan sederhana, malu punya pekerjaan sederhana.
Dikatakan oleh Rasulullah, "Laisa dzaalikum" (bukan itu yang namanya malu). Kemudian Rasulullah S.a.w menjelaskan:

"Sesungguhnya rasa malu itu (yang merupakan sebagian dari iman) adalah, pertama yaitu jika engkau menjaga kepalamu dan apa yang dikandungnya, (Artinya menjaga mata, menjaga lidah, dan telinga), kemudian yang kedua, jika engkau menjaga perutmu dan apa yang di sekitarnya". (Artinya menjaga apa yang akan masuk ke dalam perut kita dan menjaga apa yang disekitar perut, yaitu kemaluan kita dari melakukan sesuatu yang keji).
Dari sini kita bisa pahami bahwa malu yang dimaksudkan Rasulullah S.a.w itu bukan malu dipandang orang, tetapi malu dipandang oleh Allah S.w.t.

"Apakah yang kita lakukan saat ini Allah Ridha atau tidak? Apakah Allah Cinta atau tidak?" Itulah malu yang sesungguhnya. Dan saat inilah waktunya kita untuk koreksi diri. Malu yang di dalam diri kita itu malu yang seperti apa? Jangan-jangan malu kita adalah kesombongan yang justru akan menjerumuskan kita ke dalam kehinaan.

Oleh karena itu mari kita pupuk dan tumbuh suburkan malu kita kepada Allah. Jikalau memang kita harus malu kepada sesama manusia, hal itupun boleh maka sebatas itu tidak menjadikan Allah S.w.t murka. Hilangkan gengsi, hilangkan pamer, hilangkan hidup "wah" karena itu semua adalah kesombongan yang menghantar kepada kerakusan, dan kerakusan akan menghadirkan kejahatan.
Maka hiduplah secara sederhana, karena orang yang senantiasa berpegang kepada kesederhanaan, ia akan dapat menerima apa adanya dan mudah untuk mensyukuri nikmat Allah S.w.t.
Sahabatku, mencari Pekerjaan itu yang penting halal, bukan yang penting banyak. Memakai Baju itu yang penting menutup aurat, bukan yang penting glamour. Rumah itu yang penting bisa menjaga keluarga, bukan yang penting megah. Ini adalah kunci keselamatan. Sebaliknya, orang yang hanya mementingkan kemewahan cenderung memaksakan diri, meskipun pendapatannya terbatas ia harus membeli baju yang mahal, rumah yang megah dan kendaraan yang mewah, maka secara otomatis ia akan mudah terjerumus untuk mengambil tindakan yang tidak diridhoi oleh Allah S.w.t. Itulah hilangnya rasa malu. Sungguh malu adalah benteng keselamatan kita.