Sikap orang Mukmin sentiasa memperbaiki amalannya setiap hari. Jika ada
perkara-perkara yang mencacatkan amalannya dia akan tinggalkan perkara
tersebut, begitu juga jika ia dapati ada perkara-perkara yang membantu
menyempurnakan amal solehnya kearah yang lebih baik dan sempurna maka
ia akan lakukan.
Terdapat enam perkara yang boleh menyempurnakan amal soleh seseorang iaitu :
1. Senantiasa mendekatkan diri kepada Allah dan takut pada ancaman-Nya.
2. Berbaik sangka terhadap sesama Muslim.
3. Sibuk dengan aib sendiri.
4. Menutup aib saudaranya .
5. Menganggap amalnya terlalu sedikit.
6. Berteman dengan orang- orang soleh.
Sebagai muhasabah diri sendiri untuk membaiki amal-amal soleh kita maka
enam perkara yang dinyatakan di atas perlulah dilaksanakan dengan
segera semoga usaha-usaha kita mendapat keredhaan Allah s.w.t.
Perkara-perkara tersebut adalah seperti berikut :
Pertama : Senantiasa mendekatkan diri kepada Allah dan takut pada ancaman-Nya.
Mukmin yang muttaqin adalah sentiasa mendekatkan diri kepada Allah
s.w.t samaada melalui ibadah khusus maupun melalui ilmu pengetahuan dan
pengalaman kehidupan harian. Amalan yang boleh menghampirkan diri
kepada Allah s.w.t. adalah seperti berikut :
1. Solat wajib tepat waktu, selalu berdo'a , bermunajat dan berzikir kepada Allah.
Dengan solat, berdo’a dan berzikir kepada Allah s.w.t. insya Allah hati menjadi tenang, damai dan makin dekat dengan-Nya.
2. Solat tahajud.
Pada malam hari, diri ini tidak lagi disibukkan dengan urusan
pekerjaan ataupun urusan-urusan duniawi lainnya sehingga dapat lebih
khusyuk saat menghadapkan diri kepada Allah s.w.t.
3. Mengingat kematian yang datang bila-bila masa.
Kematian sebenarnya sangat dekat, lebih dekat dari urat leher kita. Dan
ia datang secepat kilat menjemput kita bila saatnya tiba. Dengan
mengingati kematian dan siksaan di alam barzakh akan membawa hati
merasai pergantungan kepada-Nya setiap masa.
4. Membayangkan kedahsyatan siksa Neraka.
Azab Allah sangat pedih bagi yang tidak menjauhi larangan-Nya dan tidak mengikuti perintah-Nya.
5. Membayangkan kenikmatan Syurga-Nya
Kesenangan duniawi hanya bersifat sementara, sangat singkat dibanding dengan kenikmatan di akhirat yang tidak dibatasi waktu.
6. Membaca Al Qur’an dan memahami maknanya (erti dari setiap ayat yang dibaca)
Insya Allah dengan membaca Al Qur’an dan maknanya, akan menjadikan kita makin dekat dengan-Nya.
7. Menambah pengetahuan keislaman dengan berbagai cara, antara lain
dengan : membaca buku, membaca di internet (tentang pengetahuan Islam,
artikel Islam dsb), melihat video Islami yang dapat meningkatkan
keimanan kita.
8. Merasakan kebesaran Allah s.w.t. atas semua ciptaan-Nya seperti alam
semesta dan kejadian yang berlaku dimuka bumi seperti peredaran malam
dan siang dan kesempurnaan ciptaan Allah s.w.t.
Kedua : Berbaik sangka terhadap sesama Muslim.
Sifat yang akan memperkokoh dan memantapkan persaudaraan harus di
hidupkan dan dipelihara, sedangkan segala bentuk sikap dan sifat yang
dapat merusak ukhuwah harus dihilangkan semoga hubungan ukhuwah
Islamiyah itu tetap terjalin dengan baik, salah satu sifat positif yang
harus dipenuhi adalah husnuzh zhan (berbaik sangka).
Oleh karena itu, apabila kita mendapatkan maklumat negatif tentang
sesuatu yang terkait dengan peribadi seseorang apalagi seorang Muslim,
maka kita harus melakukan menyiasat terlebih dahulu sebelum mempercayai
apalagi memberi respon secara negatif.
Allah s.w.t. berfirman maksudnya : “Hai orang-orang yang beriman, jika
datang kepadamu orang fasik membawa berita, maka periksalah dengan
teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa
mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu
itu.(Surah Al-Hujurat ayat 6)
Ketiga : Sibuk dengan aib sendiri.
Kita perlulah sentiasa muhasabah diri sendiri. Terlalu banyak kelemahan
dan kekurangan diri kita. Oleh itu setiap hari kita perlu berusaha
membuang segala sifat mazmumah yang masih ada dalam hati kita . Satu
keaiban yang kita buangkan dalam diri kita lebih baik daripada kita
tingkatkan satu amal kebaikan pada masa yang sama keaiban itu masih
kekal dalam diri
Imam Hasan Al Bashri dalam kalamnya (ucapannya) menyebutkan bahwa,
“Engkau tidak akan memperoleh hakikat iman selama engkau mencela
seseorang dengan sebuah aib yang ada pada dirimu sendiri. Perbaikilah
aibmu, baru kemudian engkau perbaiki orang lain.Setiap kau perbaiki
satu aibmu, maka akan tampak aib lain yang harus kau perbaiki. Akhirnya
kau sibuk memperbaiki dirimu sendiri. Dan sesungguhnya, hamba yang
paling dicintai Allah adalah dia yang sibuk memperbaiki dirinya
sendiri.”
Keempat : Menutup aib saudaranya . Firman Allah s.w.t maksudnya :”
Wahai orang-orang yang beriman jauhilah, kebanyakan dari sangkaan
sesungguhnya sebahagian dari sangkaan itu adalah dosa, dan janganlah
kamu mengintip dan mencari-mencari kesalahan dan keaiban org lain ” (
Surah Al-Hujurat ayat 12)
Hadis riwayat Abu Hurairah r.a. Bahwa Rasulullah saw. bersabda
maksudnya : "Hindarilah oleh kamu sekalian berburuk sangka kerana buruk
sangka adalah ucapan yang paling dusta. Janganlah kamu sekalian saling
memata-matai yang lain, janganlah saling mencari-cari aib yang lain,
janganlah kamu saling bersaing (kemegahan dunia), janganlah kamu saling
mendengki dan janganlah kamu saling membenci dan janganlah kamu saling
bermusuhan tetapi jadilah hamba-hamba Allah yang bersaudara.(Hadis
Riwayat Muslim)
Daripada Abu Hurairah r.a. Rasulullah s.a.w bersada yang maksudnya,
"Siapa yang melapangkan satu kesusahan orang yang beriman daripada
kesusahan-kesusahan dunia, Allah akan melapangkan orang itu satu
kerumitan dari kerumitan akhirat. Dan siapa yang memudahkan orang yang
susah, Allah akan memudahkannya didunia dan diakhirat. Siapa yang
menutup keaiban orang Islam, Allah akan menutup keaibannya didunia dan
diakhirat. Dan Allah sentiasa menolong hamba itu selagi hamba itu mahu
menolong saudaranya."
(Hadis Riwayat Muslim).
Kelima : Menganggap amalnya terlalu sedikit.
Sifat orang Mukmin adalah ia menganggap amalnya terlalu sedikit
sedangkan dosa-dosanya kepada Allah s.w.t terlalu banyak. Amal yang
sedikit ini pula belum pasti diterima oleh Allah s.w.t. Dari itu ia
merasakan terlalu banyak lagi amal soleh dan amal ibadah yang perlu
dilaksanakan dan sentiasa tidak puas-puas melakukan amal ibadah kepada
Allah s.w.t.
Keenam : Berteman dengan orang- orang soleh.
Rasulullah saw bersabda maksudnya : “Perumpamaan teman yang soleh dan
teman yang buruk adalah ibarat penjual minyak wangi dan peniup tungku.
Penjual minyak wangi boleh memberimu tanpa kita harus membeli, atau
(paling tidak) engkau akan mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan
peniup tungku boleh membakar pakaianmu atau engkau akan mencium bau
busuk darinya.”
(Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim)
Dalam menjelaskan hadis ini Imam An-Nawawi berkata, “Hadis ini
berbicara tentang keutamaan bergaul dengan orang-orang yang soleh,
pelaku kebaikan, akhlak mulia, wara’, berilmu, dan mempunyai sopan
santun. Sebaliknya, hadis ini melarang kita bergaul dengan pelaku
kejahatan, pembuat bid‘ah, suka mengumpat, berbuat dosa, dan sikap
tidak terpuji lainnya.”
Sayyidina Ali bin Abi Thalib k.w berkata, “Hati-hatilah kalian dalam
memilih teman, sesungguhnya teman adalah bekal di dunia dan akhirat.”
Dikira sebesar-besar kebaikan disisi Allah s.w.t apabila kamu
memperelokkan budi pekerti, merendahkan diri dan sabar diatas bala dan
musibah dan ujian-ujian daripada Allah keatas kamu.Janganlah kamu
menjadi orang yang buruk akhlaknya dan sedikit ketaatannya terhadap
perintah-perintah Allah s.w.t kerana mereka-mereka ini akan mendapat
kutukan daripada Allah s.w.t.
Berusahlah untuk mendekatkan diri dengan Allah s.w.t. dengan amal
soleh, amal ibadah, memperbaiki kelemahan diri dan sentiasa memberi
nasihat yang berguna kepada saudara-saudara Muslim kita yang lain
supaya mereka sentiasa mentaati Allah s.w.t.
No comments:
Post a Comment