7/3/2016 4.00pm
#Bismillahirrahmanirrahim
#Allahummashalli 'alaa Muhammad wa'alaa aalihi wa ashabihi wadlurriyatihi
washallim.
“Alhamdulillahi nasta’iinuhu wanastagh firuhu wana’uudzubillaahi min syuruuri anfusinaa waminsayyi ati a’ maalinaa man yahdihillahu falaa mudhilla lahu waman yudhlil falaa haadiya lahu, asyhadu anlaa ilaha illallaahu wah dahulaa syariikalahu wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhuu warasuuluhu la nabiya ba’da.”
Hai orang-orang yang beriman,
janganlah kamu haramkan apa-apa yang baik yang telah Allah halalkan bagi kamu, dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang melampaui batas.(Qs 5:87)
Semua ragam bentuk tersebut tidak lain jika digunakan,diperlakukan secara berlebihan, maka hal tersebut merupakan kategori melampaui batas.
Sesungguhnya Alloh sudah memberikan peringatan, pemahaman, pembelajaran kepada setiap hamba-Nya yang berpikir agar janganlah berlebihan dan melampaui batas dalam menyikapi maupun melakukan segala sesuatunya. Di dalam Al-Qur’an tercatat 26 kali Alloh SWT memberikan perumpamaan maupun peringatan agar jangan melampaui batas.
1. QS. Al-Maaidah (Al-Maidah) [5] : ayat 87
[5:87] Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu haramkan apa-apa yang baik yang telah Allah halalkan bagi kamu, dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.
2. QS. Al-A'raaf (Al-A'raf) [7] : ayat 55
[7:55] Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.
3. QS. Al-An'aam (Al-An'am) [6] : ayat 119
[6:119] Mengapa kamu tidak mau memakan (binatang-binatang yang halal) yang disebut nama Allah ketika menyembelihnya, padahal sesungguhnya Allah telah menjelaskan kepada kamu apa yang diharamkan-Nya atasmu, kecuali apa yang terpaksa kamu memakannya. Dan sesungguhnya kebanyakan (dari manusia) benar benar hendak menyesatkan (orang lain) dengan hawa nafsu mereka tanpa pengetahuan. Sesungguhnya Tuhanmu, Dia-lah yang lebih mengetahui orang-orang yang melampaui batas.
4. QS. Al-A'raaf (Al-A'raf) [7] : ayat 31
[7:31] Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.
5. QS. Asy-Syuura (Asy-Syura) [42] : ayat 27
[42:27] Dan jikalau Allah melapangkan rezeki kepada hamba-hamba-Nya tentulah mereka akan melampaui batas di muka bumi, tetapi Allah menurunkan apa yang dikehendaki-Nya dengan ukuran. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui (keadaan) hamba-hamba-Nya lagi Maha Melihat.
6. QS. Asy-Syuura (Asy-Syura) [42] : ayat 42
[42:42] Sesungguhnya dosa itu atas orang-orang yang berbuat zalim kepada manusia dan melampaui batas di muka bumi tanpa hak. Mereka itu mendapat azab yang pedih.
7. QS. Al-Baqarah [2] : ayat 173
[2:173] Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. Tetapi barangsiapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
8. QS. Al-An'aam (Al-An'am) [6] : ayat 108
[6:108] Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan. Demikianlah Kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian kepada Tuhan merekalah kembali mereka, lalu Dia memberitakan kepada mereka apa yang dahulu mereka kerjakan.
9. QS. Al-An'aam (Al-An'am) [6] : ayat 141
[6:141] Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya). Makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan disedekahkan kepada fakir miskin); dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.
10. QS. Al-An'aam (Al-An'am) [6] : ayat 145
[6:145] Katakanlah: "Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan kepadaku, sesuatu yang diharamkan bagi orang yang hendak memakannya, kecuali kalau makanan itu bangkai, atau darah yang mengalir atau daging babi karena sesungguhnya semua itu kotor atau binatang yang disembelih atas nama selain Allah. Barangsiapa yang dalam keadaan terpaksa, sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka sesungguhnya Tuhanmu Maha Pengampun lagi Maha Penyayang".
11. QS. Yuunus (Yunus) [10] : ayat 12
[10:12] Dan apabila manusia ditimpa bahaya dia berdoa kepada Kami dalam keadaan berbaring, duduk atau berdiri, tetapi setelah Kami hilangkan bahaya itu daripadanya, dia (kembali) melalui (jalannya yang sesat), seolah-olah dia tidak pernah berdoa kepada Kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya. Begitulah orang-orang yang melampaui batas itu memandang baik apa yang selalu mereka kerjakan.
12. QS. An-Nisaa' (An-Nisa') [4] : ayat 72
[4:72] Dan sesungguhnya di antara kamu ada orang yang sangat berlambat-lambat (ke medan pertempuran). Maka jika kamu ditimpa musibah ia berkata : "Sesungguhnya Tuhan telah menganugerahkan nikmat kepada saya karena saya tidak ikut berperang bersama mereka.
13. QS. Al-Mu'min (Al-Mu'min) [40] : ayat 43
[40:43] Sudah pasti bahwa apa yang kamu seru supaya aku (beriman) kepadanya tidak dapat memperkenankan seruan apapun baik di dunia maupun di akhirat. Dan sesungguhnya kita kembali kepada Allah dan sesungguhnya orang-orang yang melampaui batas, mereka itulah penghuni neraka.
14. QS. An-Nahl [16] : ayat 115
[16:115] Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan atasmu (memakan) bangkai, darah, daging babi dan apa yang disembelih dengan menyebut nama selain Allah; tetapi barangsiapa yang terpaksa memakannya dengan tidak menganiaya dan tidak pula melampaui batas, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
15. QS. Thaahaa (Thaha) [20] : ayat 81
[20:81] Makanlah di antara rezeki yang baik yang telah Kami berikan kepadamu, dan janganlah melampaui batas padanya, yang menyebabkan kemurkaan-Ku menimpamu. Dan barangsiapa ditimpa oleh kemurkaan-Ku, maka sesungguhnya binasalah ia.
16. QS. Al-Mu'minuun (Al-Mu'minun) [23] : ayat 7
[23:7] Barangsiapa mencari yang di balik itu maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas.
17. QS. Asy-Syu'araa (Asy-Syu'ara) [26] : ayat 151
[26:151] dan janganlah kamu mentaati perintah orang-orang yang melewati batas,
18. QS. Al-Furqaan (Al-Furqan) [25] : ayat 67
[25:67] Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian.
19. QS. An-Nisaa' (An-Nisa') [4] : ayat 6
[4:6] Dan ujilah anak yatim itu sampai mereka cukup umur untuk kawin. Kemudian jika menurut pendapatmu mereka telah cerdas (pandai memelihara harta), maka serahkanlah kepada mereka harta-hartanya.
Dan janganlah kamu makan harta anak yatim lebih dari batas kepatutan dan (janganlah kamu) tergesa-gesa (membelanjakannya) sebelum mereka dewasa. Barang siapa (di antara pemelihara itu) mampu, maka hendaklah ia menahan diri (dari memakan harta anak yatim itu) dan barangsiapa yang miskin, maka bolehlah ia makan harta itu menurut yang patut.
Kemudian apabila kamu menyerahkan harta kepada mereka, maka hendaklah kamu adakan saksi-saksi (tentang penyerahan itu) bagi mereka. Dan cukuplah Allah sebagai Pengawas (atas persaksian itu).
20. QS. An-Nisaa' (An-Nisa') [4] : ayat 171
[4:171] Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu, dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya Al Masih, 'Isa putera Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya.
Maka berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu mengatakan : "(Tuhan itu) tiga", berhentilah (dari ucapan itu). (Itu) lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah Tuhan Yang Maha Esa, Maha Suci Allah dari mempunyai anak, segala yang di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya. Cukuplah Allah menjadi Pemelihara.
21. QS. Thaahaa (Thaha) [20] : ayat 127
[20:127] Dan demikianlah Kami membalas orang yang melampaui batas dan tidak percaya kepada ayat-ayat Tuhannya. Dan sesungguhnya azab di akhirat itu lebih berat dan lebih kekal.
22. QS. At-Taubah [9] : ayat 10
[9:10] Mereka tidak memelihara (hubungan) kerabat terhadap orang-orang mukmin dan tidak (pula mengindahkan) perjanjian. Dan mereka itulah orang-orang yang melampaui batas.
23. QS. Huud (Hud) [11] : ayat 112
[11:112] Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.
24. QS. Aali 'Imran (Ali 'Imran) [3] : ayat 147
[3:147] Tidak ada do'a mereka selain ucapan: "Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan kami yang berlebih-lebihan dalam urusan kami dan tetapkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami terhadap kaum yang kafir".
25. QS. Al-Maaidah (Al-Maidah) [5] : ayat 77
[5:77] Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, janganlah kamu berlebih-lebihan (melampaui batas) dengan cara tidak benar dalam agamamu. Dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu orang-orang yang telah sesat dahulunya (sebelum kedatangan Muhammad) dan mereka telah menyesatkan kebanyakan (manusia), dan mereka tersesat dari jalan yang lurus".
26. QS. Al-'Alaq [96] : ayat 6
[96:6] Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas,
Jika kita mentadabburi kesimpulan dari ke 26 ayat yang disebutkan dalam Al-Qur’an tentang jangan melampaui batas/berlebihan, jika kita mau jujur dan sportif terhadap diri sendiri..
Sesungguhnya manusia itu banyak sekali lalai-nya..Mungkin ada beragam puluhan, ratusan kali sinyal yang kerap menghampiri, datang dan lambat laun pergi di episode kehidupan kita selama ini. Namun, kita kerap tidak menyadarinya. Sehingga definisi orang bijak berkata penyesalan itu selalu datang terlambat adalah benar adanya.
Bukankah Alloh paling sering bersumpah dengan waktu: La uqsimu bi yaumil qiyâmah. Kami bersumpah dengan hari kiamat. (QS. Al-Qiyamah 1), Wallaili idzâ yaghsyâ, wannahâri idzâ tajallâ. Demi malam apabila gelap dan demi siang apabila terang benderang (QS. Al-Lail 1-2). Dalam surat Al-’Ashr ini Alloh bersumpah dengan waktu: Wal-’Ashr.
Bukankah segala sesuatu yang berlebihan dan melampaui batas itu tidaklah baik??
Sebagai contoh makanan yang dikonsumsi secara berlebihan dan melampaui batas normal akan berdampak tidak baik(menimbulkan penyakit), akan menimbulkan racun pada tubuh.
Tidak hanya dalam makanan, dalam hal ekstrem ibadah yang berlebihan pun sejarah pernah mengisahkan.. Rasulullah tidak membenarkan sikap ekstrem dalam beribadah, sehingga seseorang melupakan kewajiban terhadap keluarga dan masyarakatnya.
Dikisahkan suatu ketika nabi mendapat laporan bahwa sejumlah sahabatnya telah larut demikian rupa dalam beribadah. Ada yang ingin shalat sepanjang malam dan berpuasa setiap hari. Nabi kemudian mengumpulkan mereka di masjid.
"Wahai, manusia apa yang terjadi pada sekelompok umatku. Aku sebagai nabimu tidak melakukan ibadah seperti itu dengan berjaga sepanjang malam. Aku beristirahat di sebagian malam dan melayani keluargaku. Aku tidak berpuasa setiap hari. Orang-orang yang mengikuti cara baru itu telah menyeleweng dari sunnahku," ujar Nabi.
Dalam hal mencintai makhluk pun..kita diajarkan tidak boleh terlalu mencintai makhluk selain daripada Alloh SWT,
Rasulullah Saw, bersabda, Cintailah kekasihmu sewajarnya saja karena bisa saja suatu saat nanti ia akan menjadi orang yang kamu benci. Bencilah sewajarnya karena bisa saja suatu saat nanti ia akan menjadi kekasihmu. (HR. Al-Tirmidzi).
Namun....
Mengapa kesemua hal tersebut dapat terjadi dan seseorang kerap tidak atau belum mengetahuinya didasarkan kacamata penilaian seorang manusia ??
Tentunya ada hijab dalam qolbu kita yang menghalangi, sehingga kita tidak bisa menemukan hikmah, petunjuk, sentuhan qolbu pada diri kita. Kita selalu berdoa, beribadah sepanjang hari..Namun, masih saja kita kerap lalai..
Dimanakah sami'na wa atho'na [ QS.An-Nur ayat 51] (Kami dengar, dan kami taat) ?? Apakah hanyalah berupa sebuah ungkapan..bukanlah sebuah tindakan dan solusi agar menghindari dari segala sesuatu yang melampaui batas. Maka,
“Hanya ucapan orang-orang mukmin, yang apabila mereka diajak kepada Allah dan rasul-Nya agar Rasul memutuskan perkara di antara mereka , mereka berkata “kami mendengar, dan kami taat” dan itulah orang-orang yang beruntung.”
Ungkapan dari saya yang menyatakan banyak sekali manusia yang sudah “Tau&Mengerti, akan tetapi tidak bisa..”
Hal ini jika dijabarkan secara luas, tidak mencakup hanya dalam suatu aktifitas, dalam beribadah, dalam memperlakukan/menyikapi segala sesuatu kejadian dalam episode kehidupan pun kerap kali ditemui ungkapan “Tau&Mengerti, akan tetapi tidak bisa..”
Baik seseorang tersebut beriman, maupun belum beriman. Menurut pandangan penulis, yang mendapatkan petunjuk di balik hikmah “Jangan melampaui batas” adalah hanyalah orang-orang yang taqwa, gemar memohon ampun kepada Alloh SWT setiap waktu, lalu seseorang yang mengedepankan prinsip kebenaran lah yang dapat merealisasikan apa-apa yang diketahuinya untuk mengambil sebuah tindakan serta orang berilmu yang mendapat&menaati petunjuk.
Oleh karena itu, mengapa setiap muslim wajib menuntut ilmu hingga akhir hayatnya?? Karena dengan ilmu Alloh akan memudahkan baginya jalan menuju surga,
Karena dengan ilmu pula Alloh akan meninggikan beberapa derajat
Karena dengan ilmu merupakan pemimpin amal dan amalan itu berada di belakang setelah adanya ilmu.
Karena dengan ilmu akan mendapatkan seluruh kebaikan
Karena dengan ilmu : akan menjagamu, yang jika dipergunakan akan bertambah, dapat memiliki banyak teman, akan selalu disebut mulia dan terhormat di masyarakat, akan menyinari hati, akan diberi syafa’at di akhirat, akan dimuliakan walaupun sedikit ilmunya, dan dengan ilmu pula pengetahuan pun takkan pernah dicuri
Kesimpulan dari mentadabburi makna jangan melampaui batas, adalah manusia jangan lalai terhadap sesuatu hal apapun, jangan pula manusia berhenti menuntut ilmu hingga akhir hayat tiba dan kerap selalu berdoa memohon petunjuk kepada Alloh agar diberikan hikmah, hidayah, dan diberikan hati yang bercahaya yang peka terhadap sinyal dan sunnatullah yang telah Alloh tentukan dan syariatkan dala kehidupan dunia yang sementara ini.
Semoga kita semua termasuk hamba beruntung yang taat, peka terhadap perintah dan larangan Alloh yang berlaku dari seluruh unsur kehidupan baik dalam pola ibadah,pola bekerja, pola konsumsi maupun pola melakukan,menyikapi segala sesuatu berdasarkan ketentuan Alloh dan sunnatullah, sunnah rasul..Insya Alloh.
******
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang Allah kehendaki mendapatkan seluruh kebaikan, maka Allah akan memahamkan dia tentang agama.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Sedikit ilmu lebih baik dari banyak ibadah. Cukup bagi seorang pengetahuan fiqihnya jika dia mampu beribadah kepada Allah (dengan baik) dan cukup bodoh bila seorang merasa bangga (ujub) dengan pendapatnya sendiri. (HR. Ath-Thabrani)
barang siapa yang menghendaki dunia maka dengan ilmu, barang siapa yang menghendaki akhirat dengan ilmu dan barang siapa yang menghendaki keduanya maka dengan ilmu.
“Barangsiapa yang beribadah kepada Allah tanpa ilmu, maka dia akan membuat banyak kerusakan daripada mendatangkan kebaikan.” (Al Amru bil Ma’ruf wan Nahyu ‘anil Mungkar, hal. 15)
Agar dapat memiliki hikmah, keberanian, kejujuran dan keadilan diperlukan suatu ilmu. Orang berilmu yang tidak jujur, ilmunya tidak menjadi manfaat. Demikian pula kekuatan dan manfaat ilmu dapat dilihat ketika seseorang itu dapat membedakan antara kejujuran dan kebohongan, antara haq dan batil, antara baik dan buruk. Hikmah menurut al-Ghazali adalah keadaan kejiwaan seseorang yang dapat mengetahui yang baik dari yang buruk benar dalam segala perbuatan.
(Ihya III, hal.54).
ilmu adalah cahaya (nur) dan cahaya Allah tidak akan diberikan kepada orang yg berbuat maksiat (Imam syafi’i)
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal (QS.3:190)
Demi waktu. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman, beramal shaleh, dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan menetapi kesabaran." (QS. Al-'Ashr [103] : 1-3).
“Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahannam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai” (Al A’raaf, 7 : 179).
Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhan-lah mereka bertawakal (QS.Al-Anfaal (8):2)
Bisa itu karena terbiasa..
Where there is a will there is a way. is an old true saying. He who resolves upon doing a thing, by that very resolution often scales the barriers to it, and secures its achievement. To think we are able, is almost to be so -- to determine upon attainment is frequently attainment itself. (Smiles, Samuel)
perilaku manusia terbentuk karena faktor ‘kebiasaan’. Jika seseorang terbiasa bersikap rajin dan bersemangat maka ia akan selalu rajin dan bersemangat, begitu juga sebaliknya. Sehingga jika Anda tergolong pemalas, jalan untuk merubahnya adalah dengan membiasakan diri untuk melawan sikap malas. (Dollard & Miller)
Aku bisa karena aku mau, bukan karena ingin..menjadi apa saat ini karena kemauanku kemarin. Menjadi apa aku esok, karena kemauanku hari ini! Aku tidak akan mjd apa-apa bila aku hanya ingin, tanpa kemauan yang kuat untuk mewujudkannya.(Riswan E.T)
Biasakanlah diri Anda dengan kemauan, bukan sekedar keinginan yang bersifat abstrak. Tetapi sesuatu yang dapat diwujudkan dan terlihat oleh diri Anda dan orang lain. Dari sanalah terbentuk ‘nilai’ Anda!
Keberuntungan lebih banyak berpihak kepada yang kurang pandai tapi banyak mencoba, daripada kepada mereka yang pandai tetapi tidak bertindak. (Mario Teguh)
Pendidikan dari sekolah bisa menyediakan pekerjaan. Tetapi, pendidikan dari pengalamanlah yang menyediakan kesejahteraan. (Mario Teguh)
Jika engkau tidak membuat kesalahan,maka hidupmu belum cukup serius. Kesalahan adalah tanda bahwa engkau hidup dengan serius dan dalam perjalanan naik. Tidak ada orang yang langsung berhasil dan hanya berhasil. Kesalahan adalah pemberitahuan
agar engkau meningkatkan kelas kesabaran dan kemampuanmu, agar engkau pantas bagi kelas kehidupan yang lebih baik.
No comments:
Post a Comment