Monday, 14 December 2015

Jangan Membuat Orang Sakit Hati

A'uudzubillaahi minasy syaythaanir rajiim
Bismillaahir rahmaanir rahiim
Wash-shalaatu was-salaamu 'alaa asyrafil Mursaliin Sayyidinaa wa Nabiyyina Muhammadin wa 'alaa aalihi wa Shahbihi ajma'iin


Islam menolak segala hal yang buruk. Islam dan iman datang untuk kebahagiaan dan kebaikan bagi setiap orang. Di dalam Iman sejati dilarang untuk menyakiti orang lain—termasuk menyakiti kehormatannya, tubuh atau harta miliknya. 
 
Grandsyekh kita mengatakan bahwa kita harus menjaga perasaan orang lain sehingga mereka tidak merasa disakiti oleh kita. Hal terburuk dalam Islam adalah membuat orang sedih, sementara yang terbaik dalam Islam adalah membuat orang senang. Allah SWT menyukai hal ini. Buatlah orang bahagia semampu kalian. Ini adalah ibadah yang terbaik. Syah Naqsyband QS berkata bahwa jika seseorang pergi ke Mekah dan menghancurkan Masjidil Haram, dosanya masih lebih ringan dibandingkan orang yang menyakiti hati orang lain. Hal ini membuat nilai yang sesungguhnya bagi agama sejati. Islam sangat memperhatikan kehormatan dan adab manusia. Seseorang yang menyakiti orang lain baik dengan tangan atau lidahnya berarti bukan Muslim dan ia tidak beriman. Ini adalah Islam yang sebenarnya, tetapi kita menghilangkannya dengan perbuatan buruk kita.

Setiap saat Grandsyekh kita berkata, “Wahai anakku, saudaraku, berusahalah agar orang senang denganmu.” Syah Naqsyband QS berkata, “Kami malu untuk meminta syafaat di Hadirat Ilahi bagi orang yang menyakiti hati orang lain. Kami tidak dapat menolongnya. Untuk dosa-dosa yang lain kami dapat memintakan ampunan.” Seseorang yang menjaga dirinya dari menyakiti hati orang lain adalah Muslim sejati dan merupakan Sufi sejati. Menyakiti termasuk memikirkan hal yang buruk tentang seseorang. Misalnya kalian melihat seorang pria berbicara dengan seorang wanita dan kalian bicara dalam hati atau bicara kepada orang lain, “Lihat, pria itu menggoda si wanita.” Ini adalah pikiran yang buruk, kalian tidak berhak melakukannya. Bagaimana kalian tahu mengenai hal ini? Itu hanya spekulasi.

Jika seseorang menjaga dirinya dari prasangka seperti itu. Allah SWT akan membersihkan hatinya dan ia akan meraih karakter yang baik sebelum meninggal dunia. Suuzan atau buruk sangka merupakan tanda kotornya hati. Misalnya, anak ini (Mawlana menunjuk seorang anak berusia 6 tahun) jika ia melihat pada pria dan wanita itu, apakah ia berpikirian buruk?

Suuzan pertama kali berasal dari kaum Yahudi kepada Jesus AS dan kedua dari seluruh umat Kristen kepada nabi kita, Muhammad SAW. Baik sangka atau husnuzan pasti akan mengatakan bahwa beliau adalah seorang nabi. Beliau memiliki seluruh atribut bagi seorang nabi dan masanya adalah yang terdekat dengan kita. Jika kalian dapat mengakui kenabian dari Ibrahim AS, Musa AS dan Jesus AS, yang masa hidupnya sangat jauh dari kita, tidak logis bila menyangkal yang masa hidupnya paling dekat. Jesus AS akan menjadi hakim bagi umat Kristen yang menyangkal Muhammad SAW dan Saya akan menjadi jaksa penuntutnya, bagi semua pendeta.

No comments:

Post a Comment