NASA: Sungai Eufrat Sudah Kering, Rasulullah SAW Tentang Kiamat Benar
Jakarta,
Aktual.com — Sungai Eufrat menjadi sumber mata air di Anatolia, Turki,
dan bermuara di Teluk Persia. Sungai tersebut panjangnya kurang lebih
2,781 kilometer atau 1,730 mil. Ini merupakan sungai terpanjang di Asia
bagian Barat.
Sungai Eufrat sangat erat kaitannya
dengan ajaran Islam, mengapa?. Dalam sejarah Islam, Abu Hurairah
mengatakan, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Kiamat tidak akan terjadi
sampai (jika) Sungai Eufrat surut sehingga muncul gunungan emas, dimana
banyak orang (yang berada di sana) berjuang untuk berebut emas tersebut,
hingga kemudian mereka saling membunuh. Sembilan puluh sembilan dari
seratus orang yang berjuang. Dan setiap yang terlibat (dalam perang)
berkata, ‘mudah-mudahan aku orang yang selamat itu’.”
Dalam riwayat lainnya, Nabi Muhammad SAW
bersabda, “Sudah dekat suatu masa di mana sungai Eufrat akan menjadi
surut airnya lalu ternampak perbendaharaan daripada emas, maka barang
siapa yang hadir disitu janganlah ia mengambil sesuatu pun daripada
harta itu.” (HR Bukhari Muslim).
Imam Bukhari juga meriwayatkan Hadis
lainnya, Rasulullah SAW bersabda, “Segera Sungai Eufrat akan
memperlihatkan kekayaan (gunung) emas, maka siapa pun yang berada pada
waktu itu tidak akan dapat mengambil apa pun darinya.” Imam Abu Dawud
juga meriwayatkan Hadis yang sama.
Dalam Hadis itu, Rasulullah pernah
bersabda, bahwa sungai yang mengalir di tiga negara besar, Turki,
Suriah, dan Irak itu pada saatnya nanti akan menyingkapkan harta karun
yang besar berupa gunung emas.
Selain itu, dalam kitab Al-Burhan fi
`alamat Al-Mahdi Akhir Az-Zaman, diungkapkan bahwa keringnya sungai
Eufrat merupakan saat datangnya Al-Mahdi sebagai tanda datangnya Kiamat.
Hadis di atas membicarakan tentang
Sungai Eufrat. Dalam bahasa Arab dikenal dengan nama Al-Furat atau air
paling segar. Menurut Dr Syauqi Abu Khalil dalam Athlas Al-Hadith
Al-Nabawi, Eufrat adalah sungai yang mengalir dari timur laut Turki.
Itu artinya bahwa mengeringnya sungai
Eufrat nantinya dimana timbunan emas mulai terlihat hingga menjadi
perebutan antar sesama manusia merupakan salah satu tanda bahwa hari
Kiamat sudah dekat.
Namun, faktanya Kiamat memang sudah
semakin dekat. Dilansir dalam laman Linkedin.com bahwa data terbaru
mengungkapkan penelitian yang dilakukan oleh NASA dan Universitas
California. Kedua lembaga ini telah meneliti sistem sungai di Timur
Tengah.
“Para ilmuwan menemukan selama tujuh
tahun terakhir sejak tahun 2003, debit air sepanjang sungai Tigris dan
Eufrat dari mulai Turki, Suriah, Irak dan Iran, telah kehilangan
sebanyak 144 juta kilometer kubik, artinya sungai ini semakin
mengering,” ujar Irvine dari ilmuwan NASA dan Universitas California,
Amerika Serikat, dalam siaran pers bersama para peneliti lainnya,
mengatakan sekitar 60 persen dari berkurangnya air ini adalah akibat
“pompa air yang terus menghisap air tanah.”
Tak hanya pemberitaan mengeringnya
Sungai Eufrat saja, bahkan isu tentang harta karun mulai diperbincangkan
dimana-mana. Dalam sejarah Islam Bukhari, mengatakan bahwa yaitu
Rasulullah SAW bersabda ” Hal tersebut dekat dengan waktu dimana Sungai
Efrat akan surut dan Harta karun emas itu pun mulai terlihat. Maka
siapapun tidak diperkenankan untuk mengambilnya”.
Polemik tentang ketersediaan air dari
sungai selalu mencuat di antara tiga negara yang dilaluinya. Pembangunan
DAM selalu menjadi masalah bagi negara-negara ini. Pembuatan DAM di
Turki mempengaruhi debit air yang mengalir di Suriah.
Bendungan raksasa Keban yang dibangun di
sekitar sungai Efrat setinggi 210 meter memotong aliran. dengan kata
lain berhentinya pembuatan DAM di Suriah akan mempengaruhi air di Irak.
Meski belum mencapai tahap perang, tapi perdebatan tentang air masih
terjadi. Banyak orang mulai khawatir, bahwa sabda Nabi Muhammad SAW
akhirnya menjadi kenyataan.
Rasulullah SAW mengatakan dalam Hadis,
yaitu jika Eufrat mengering maka akan ada pertempuran setelah itu.
Kekhawatiran ini terbukti dari banyak pihak yang mengungkap tanda-tanda
akhir zaman terkait dengan sungai kering berakhir di Teluk Persia.
Ini adalah tanda bahwa seorang Muslim
masing-masing harus selalu waspada dan mawas diri untuk menjadi di
antara mereka yang ‘selamat’ dari peperangan tersebut.
Sekedar informasi, seiring dengan
perkembangan zaman, dengan kebangkitan Islam dan bersatunya
daerah-daerah di wilayah jazirah Arab, dua kekuasaan besar itu mau tidak
mau menjadi terpengaruh. Islam menjadi kekuatan baru dan mulai
menunjukan tajinya pada masa Khalifah Abu Bakar.
Gesekan pun mulai terjadi. Persia maupun
Bizantium tidak bisa lagi menganggap enteng kekuatan negara Islam.
Kaisar Persia sempat mengirimkan pasukan untuk menyerang kota Madinah,
Arab Saudi. Bizantium juga menyerang kawasan utara kekuasaan negara
Islam, yang mengakibatkan terbunuhnya Jenderal Muslim, Zaid bin Haris.
Pasukan Islam mulai menggenggam
kemenangan pada masa Khalifah Umar bin Khattab. Saat itu, kekuatan
negara Islam berada di atas dua Kerajaan besar yang sudah ada sebelumnya
itu. Selama 10 tahun, beragam pencapaian dalam dunia militer
didapatkan.
Pergerakan ke Suriah, negara yang
dilintasi Sungai Eufrat, dimulai pada era Umar. Sebagaian daerah yang
sebelumnya dikuasai oleh Bizantium akhirnya berhasil ditaklukkan
kekuatan pasukan Muslim.
Sementara itu, Persia merasa khawatir.
Mereka sudah kehilangan kekuatan pada kawasan perbatasn di sebelah barat
Sungai Eufrat. Beberapa peperangan pun terjadi antara Kerajaan Persia
dan pasukan Muslim. Pada akhirnya, Persia berhasil tunduk di bawah
kekuasaan pemerintahan Islam.
Wilayah tersebut selanjutnya menjadi
salah satu bagian penting bagi penyebaran agama dan peradaban Islam di
seluruh dunia. Penaklukan terhadap Persia inilah yang juga menandai awal
mula peradaban Islam di sisi sungai Eufrat. (Sumber: Huffington Post,
InfoIndoNow, Linkedin).
No comments:
Post a Comment