Sunday, 27 December 2015

Saiko..apa tuuu???

Apa itu PSYCHO

      Masih ingat artikel saya tentang psikopat yang saya tulis awal tahun ini di milis TDA Bekasi ? Di artikel tsb diprediksi beberapa tahun mendatang 1 dari tiap 10 orang adalah psikopat. Jadi jika anda punya 10 karyawan, maka salah satunya adalah psikopat.

"seorang psikopat merayu lawan jenisnya untuk kesenangan dia sendiri"

      Psikopat adalah kelainan kejiwaan dimana seseorang tak memiliki rasa bersalah ketika melakukan perbuatan yang melanggar norma dan moralitas. Alih-alih, malah mereka justru membenarkan tindakan kejahatan tsb. Seorang psikopat, tak pernah merasa bersalah ketika perbuatannya merugikan orang lain. Rumitnya, perilaku psikopat ini tak mudah ditandai dalam keseharian. Mereka bisa nampak baik hati dan penolong. Tapi jangan salah, kebaikan itu sebenarnya kedok dan strategi agar korbannya tak curiga. Karena tak punya nurani, perencanaan kejahatan mereka pun bisa sangat cerdas dan sistematis. Ngeri ya.


     Nah, belum lagi masuk tahun 2015, saya dikejutkan dengan tren psikopatis yang kian meningkat pada kasus2 yang ditangani di klinik saya. Diskusi dengan teman yang menangani kejahatan di perbankan dan korporasi, ternyata tren psikopatik nya juga naik baik dari kuantitas dan kualitas. Artinya jumlah psikopat makin banyak, makin cerdas kekejamannya dan makin tak bermoral.


     Penasaran ya, apa sih kejahatan yang mereka buat? Mari saya sharing sejumlah kasus yang ditangani klinik semester akhir 2014 ini. Anak-anak balita sampai usia 15 tahun yang secara sistematis dilecehkan dan dipaksa menggunakan Narcotics Drug untuk meningkatkan libido dan menahan rasa sakit selama proses pelecehan berlangsung. Beberapa nyawa mereka melayang karena over dosis.  Kakek usia 82 tahun melecehkan bocah 9 tahun di depan adiknya yang baru berumur 5 tahun. Remaja-remaja yang disekap dan dipaksa berhubungan dengan sesamanya beramai-ramai di sebuah pesta sex. Jika menolak, mereka ditelanjangi, dipukul dan tak diberi makan berhari-hari. Sadis ya. Uniknya para pelaku merasa tak bersalah, justru merasa melindungi mereka.
Mau dengar kisah psycho lain?


     Siapa pun orang normal yang berurusan dengan polisi pasti gentar kan? Tapi ada orang yang ternyata punya nyali mengarang dirinya diculik berkali-kali dan disiksa penculiknya lalu minta perlindungan pada polisi. Ternyata setelah diselidiki, dalang penculikan itu adalah dirinya sendiri. Hmm.. crazy ya ada yang rela menyundut dan menyilet dirinya sendiri. Mengarang aneka penyiksaan untuk menjebloskan orang-orang tak bersalah.


     Di kejahatan perbankan dan korporasi juga ada modus serupa. Melaporkan pada polisi adanya kebocoran dan siapa saja yang terlibat. Setelah melalui penyelidikan intensif, terungkap otak pelaku justru si pelapor tsb. Bukan main, dimana-mana pelaku kejahatan berupaya mencegah orang terutama aparat agar tidak mencium kejahatannya. Lha orang-orang ini ini justru dengan sengaja menghampiri penegak hukum. Hanya orang yang bernyali tinggi dan psikopat yang berani mengumpankan dirinya sendiri, blak-blakan membuka data dan memancing pihak berwajib untuk menyelidiki. Ya itulah...  saking cerdasnya, saking pede nya, saking sakitnya, hahha... #ketawa miris.


     Semakin psycho otak si penjahat, semakin sulit memindai kejahatan dari bahasa tubuhnya. Tak punya moral dan merasa benar membuat mereka menjadi seorang poker face atau pengecoh yang mahir. Sangat pandai membangun alibi dan meyakinkan orang lain bahwa mereka tak bersalah.


No comments:

Post a Comment